Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Miris, Warga Bintan yang Lumpuk Sejak Lahir Ini Hanya Diasuh Pria Lajang Tua
Oleh : Harjo
Senin | 08-05-2017 | 10:50 WIB
lumpuh-02.jpg Honda-Batam

Kondisi fisik Ahong (21) tidak normal dan hanya bisa terbaring di kamar beralaskan tilam yang sudah usang. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Miris nian nasib Ahong (21), warga Kampung Rambutan, Desa Sebong Pereh, Kecamatan Teluksebong, Kabupaten Bintan. Bagaimana tidak, wanita berusia 21 ini menderita lumpuh sejal lahir. Tidak itu saja, Ahong juga tidak bisa berbicara alias bisu.

Kondisi fisiknya sangat kecil bila dibandingkan dengan wanita seusianya. Bahkan untuk bagian kakinya sudah tidak bisa lurus dan tangannya hanya bisa sedikit bergerak karena kurang normal. Kesehariannya hanya bisa terbaring lemah di kamar dengan beralaskan kasur yang sudah usang.

Lebih menyayat hati, ternyata sejak 8 tahun lalu wanita ini justru diasuh oleh Ayong (65), pria tua yang statusnya masih lajang, dengan kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan.

Hal ini terungkap, saat sejumlah pengurus Yayasan Vihara Dharma Shanti Tanjunguban memberikan bantuan sembako ke rumah Ayong. Dan saat mengetahui kondisi kesehatan dan fisik serta nasib pengasuhnya, para pengurus Yayasan itu hanya bisa menggelengkan kepala dan sebagian lagi hanya tertunduk diam.

Kepada BATAMTODAY.COM yang berkunjung ke kediamannya, yang berada di dalam hutan belantara, Kabupaten Bintan, Minggu (7/5/2017), Ayong menceritakan, wanita ini dititipkan oleh ibunya sekitar 8 tahun lalu dalam kondisi yang sudah tidak sehat, tidak bisa berbicara dan lumpuh total.

"Sejak dititipkan, memang kondisinya sudah lumpuh dan tidak bisa berbicara. Beberapa tahun lalu, ada beberapa kali memang orangtuanya datang, namun akhir-akhir ini, sudah tidak pernah datang lagi. Informasinya sudah tidak ada lagi di Bintan," katanya.

Ayong diusianya yang sudah tidak muda lagi, mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dengan emotong getah pohon karet. Selain hidup berkekurangan, gubuk yang mereka tinggali juga tak layak dan jauh dari pemukiman penduduk.

"Hari-hari selain mengasuh dan menjaga dia (Ahong) saya potong getah sedikit-sedikit untuk membeli kebutuhan sehari-hari," terangnya.

Ditanya apakah anak asuhnya pernah dibawa berobat ke rumah sakit dan apakah aparat pemerintah ada yang pernah sampai ke kediamnnya. Ayong dengan terbata-bata, menyampaikan anak asuhnya dulu pernah dibawa berobat, namun tidak ada perkembangan kondisinya masih tetap tidak bisa pulih.

"Masa kecilnya, dia mengidap penyakit ayan dan selalu kambuh. Walau sudah dibawa berobat, namun penyakitnya tidak kunjung sembuh," tambahnya.

Kalau aparat pemerintah setempat, kata Ayong, dulunya pernah ada yang datang dan melihat kondisi wanita yang nyaris seumur hidupnya hanya bisa terbaring lemas tersebut. Namun akhir-akhir ini, baik Kepala Desa dan aparat pemerintah lainnya, belum ada yang datang.

"Dulu memang ada yang datang, tapi sudah lama. Sampai saat ini belum ada lagi yang datang. Semoga nantinya ada yang datang dan memberikan perhatian," harapnya.

Editor: Gokli