Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ternyata, Induk dari Semua Bom Milik AS Bukan yang Terbesar
Oleh : Redaksi
Sabtu | 15-04-2017 | 18:50 WIB
ledakan-ayah-rudal-rusia.gif Honda-Batam

Foto yang diambil dari tayangan televisi ini memperlihatkan daya ledak ayah dari semua bom buatan Rusia.(TVRU/Mirror)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pada Jumat (14/4/2017), dunia terperangah ketika Amerika Serikat akhirnya menggunakan Massive Ordnance Air Blast Bomb ( MOAB) untuk menghantam posisi ISIS di Afganistan.

MOAB yang berbobot 11 ton dan mengandung 8.000 kilogram bahan peledak itu karena ukurannya yang masif kerap dipelesetkan menjadi Mother of All Bombs atau induk dari semua bom.

Ukurannya yang luar biasa besar menjadikan MOAB salah satu bom non-nuklir terbesar di dunia. Salah satu?

Ya, sebab ternyata ada bom lain yang jauh lebih besar dibanding MOAB dan itu adalah milik Rusia.

MOAB dirancang pada 2002 dan langsung menjadi bom non-nuklir terbesar saat itu. Ternyata kehadiran MOAB membuat gerah pesaing utama AS dalam urusan senjata, Rusia.

Hanya berselang lima tahun, Rusia menghasilkan FOAB atau Father of All Bombs yang langsung mengalahkan MOAB dalam berbagai hal.

Bom thermobaric ini sukses diuji coba pada September 2007 dan langsung diklaim empat kali lebih menghancurkan ketimbang MOAB milik AS.

Jika dilihat dari ukurannya memang sah saja Rusia mengklaim hal itu. Bom FOAB memiliki daya ledak setara dengan 44 ton TNT dengan radius ledakan hingga 300 meter.

Menariknya, bobot FOAB sekitar diklaim 2.500 kilogram lebih ringan dari MOAB dan mampu menghasilkan daya hancur yang lebih besar.

Senjata berbasis thermobaric memang berbeda dengan bom konvensional. Bon jenis ini menggunakan oksigen untuk secara signifikan melebarkan radius ledakan.

FOAB yang dikembangkan Rusia ini memicu reaksi bahan bakar dan udara saat meledak ketika bom ini belum menyentuh tanah.

Bom ini dirancang untuk membuat sasarannya menguap dan menghancurkan bangunan. Guncangan FOAB diyakini akan setara dengan ledakan nuklir skala kecil.

Rusia pertama kali memperkenalkan FOAB lewat sebuah tayangan di stasiun televisi pemerintah Rusia pada 2007.

Namun, sejak saat itu belum terdengar kabar FOAB pernah digunakan dalam sebuah medan pertempuran sesungguhnya.

Sumber: Mirror, Guardian,
Editor: Udin