Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Kronologis Teror Penembakan Mobil Ketua LAM Natuna
Oleh : Roland Hasudungan Aritonang
Senin | 10-04-2017 | 20:02 WIB
Dandempom-I-6-Batam-Letkol-CPM-Sucipto-SH.gif Honda-Batam

‎Dandempom I/6 Batam Letkol CPM Sucipto SH yang menggunakan Mike saat berkunjung ke Gedung LAM Kepri ‎dijalan Agus Salim Tanjungpinang (Foto: Roland Hasudungan Aritonang)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Teror yang dialamatkan kepada Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Natuna, Wan Jawadi, berupa penembakan mobil dinas dengan menggunakan senjata api, akhirnya diamankan oleh jajaran 033 Wira Pratama, Senin (30/3/2017) sore. 

Adapun kedua tersangka yang menjadi pelaku kasus ini, merupakan anggota Batalyon Pembekalan Angkutan atau Yonbekang 4/Air TNI Angkatan Darat, masing-masing Pratu LMR dan Pratu AT.

‎Komandan Korem 033 Wira Pratama Brigadir Jenderal TNI Fachri, melalui ‎Dandempom I/6 Batam Letkol CPM Sucipto SH, mengungkapkan kronologis kejadian teror terhadap ketua LAM Natuna tersebut.

Menurutnya, kejadian itu berawal saat acara KKN/job training dalam rangka pelepasan taruna Insitut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN), Sabtu (25/3/2017) malam. Saat itu, pelaku (LMR-red) bersama empat temannya ikut berjoget. Namun terjadi senggolan yang berujung keributan di Desa Sulu, Kecamatan Dunguran, Kabupaten Natuna.

Akibat senggolan itu, terjadilah kericuhan. Pelaku LMR mengacungkan tangan kepada kepala desa (Kades) setempat. Kades paun saat itu langsung menghentikan acara serta meminta seluruh pemuda yang ikut dalam acara itu tidak keluar dari tempat.

Namun, ada seorang pemuda yang mengejar pelaku LMR sehingga terjadilah cekcok mulut. Dalam kondisi terdesak karena adanya tekanan dari pemuda-pemuda lain untuk berkelahi, pelaku akhirnya lari sembari mencabut sangkurnya sambil mengatakan bahwa dirinya anggota. Namun, seorang pemuda lain menyambutnya dengan perkataan, "Anggota apa? T*ik.

"Saat itu, putra Ketua LAM yang bernama Hanafi, meminta ‎pelaku agar menyimpan sangkurnya. Tapi pelaku bersama teman-temannya kembali berlari, dan kejadian itu selesai pada malam itu," ungkap Sucipto, ‎saat berkunjung ke Gedung LAM Kepri ‎di Jalan Agus Salim, Tanjungpinang, Senin (10/4/2017).

Namun keesokan harinya, salah satu pelaku (AT-red) mengadukan dan memprovokasi kejadian itu kepada  anggota lainnya. Hingga akhirnya tersangka LMR kembali terpovokasi dan mengambil senjata dan peluru yang dimasukkan ke dalam tas.

Selanjutnya, kedua tersangka pergi dengan menumpangi bus milik Pemda. Setelah itu, keduanya makan di rumah pelaku AT sembari menunggu keempat teman lainnya.

"Karena tak kunjung datang, AT dan LMR menggunakan kendaran SPM Vixion, mencari Hanafi di tempat hiburan, tapi tidak ketemu dan akhirnya mereka menuju rumah Hanafi yang berada di rumah Ketua LAM. Tak lama berselang, keempat temannya pun datang dengan menggunakan mobil Avanza," ujarnya.

Di depan rumah Ketua LAM, tersangka LMR menembakkan senjatanya ke atas, dengan maksud memberikan tembakan peringatan  pertama, tetapi tidak berbunyi. Sehingga senjata itu diputar tersangka, sebab dikiranya sudah terbuka, padahal masih tertutup.

Akibatnya, 10 butir peluru keluar, namun tidak ada yang diarahkan ke mobil ketua LAM. Setelah menembak, tersangka kaget dan pergi menaiki kendaran dan kabur. Sedangkan Hanafi yang berada di dalam rumah, juga ikut kaget dan langsung ke dapur mencari parang.‎

"Kejadian itu dilaporkan ke Polres Natuna dan kita juga datang. Dan dari Polres tidak ada keterangan," katanya.

Akibat perbuatannya, kedua tersangka dijerat dengan pasal terkait dengan penggunaan senjata TNI -AD, dan untuk kedua pelaku sudah diamankan Sub Denpom Natuna guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Editor: Udin