Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

IPW Soroti Tolok Ukur Mutasi di Tubuh Polri
Oleh : Redaksi
Senin | 13-03-2017 | 08:50 WIB
netaspane13.jpg Honda-Batam

Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta S Pane. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, menilai mutasi di tubuh Polri berdasarkan telegram (TR) tanggal 11 Maret 2017 kemarin, adalah mutasi biasa dan tidak ada yang istimewa. Mutasi itu dilakuka karena 3 alasan.

Pertama adanya sejumlah perwira yang pensiun. Kedua adanya sejumlah perwira yangg mengikuti pendidikan Sespimti. Ketiga adanya perwira Polri yang dipindahtugaskan ke luar institusi Polri untuk memperkuat lembaga atau institusi yang membutuhkan peran kepolisian.

Namun dari mutasi ini terlihat ada semangat konsolidasi yang kuat untuk menata jajaran tengah polri pasca Pilkada serentak. Yakni dimutasinya sejumlah Kapolres di berbagai tempat. Selain itu terlihat juga upaya Polri untuk meningkatkan pemberantasan narkoba.

Sebab dalam mutasi kali ini banyak perwira Polri yang digeser ke BNN untuk memperkuat lembaga pemberantasan narkoba itu. "Yang disayangkan dari mutasi ke mutasi di tubuh Polri, adalah masih terbiarkannya sejumlah perwira kepolisian yang bertugas di institusi di luar polri," ujar Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta S Pane dalam rilisnya kepada BATAMTODAY.COM.

Bahkan, ada beberapa perwira yang sudah bertugas 5 tahun di institusi luar Polri, tapi mereka tetap dibiarkan terpuruk di sana. Seakan-akan, mereka sudah dilupakan elit-elit Polri. Tak hanya itu, ada beberapa perwira Polri yang sudah 5 tahun menjabat di sebuah posisi, tapi tak kunjung dimutasi. Contohnya, Kabid Dokkes Polri atau Kepala Litbang Polri.

Sementara itu, ada sejumlah perwira yang beberapa bulan dimutasi di posisi "empuk" kini kembali mendapat posisi yang lebih empuk lagi. Artinya tolok ukur mutasi di Polri masih belum jelas. Ada yang terlalu gampang dimutasi dan ada yang tidak pernah dimutasi.

Fenomena ini perlu dicermati elit-elit Polri dalam setiap kali mutasi agar Polri benar-benar bisa solid dan profesional. Jika dalam proses mutasi saja polri masih diskriminatif, pilih kasih dan tidak profesional, bagaimana aparaturnya dalam bertugas bisa profesional, proporsional dan independen.

Untuk itu, IPW berharap dalam melakukan mutasi Polri lebih mengedepankan kapasitas dan kapabilitas perwirawanya dan bukan atas dasar suka atau tdk suka. Selain itu perlu ada evaluasi menyeluruh apakah pantas ada seorang perwira sudah 5 tahun dibiarkan di sebuah posisi atau jabatan.

Sementara itu, di lain pihak ada yang baru 6 bulan menjabat sudah dimutasi ke posisi yang baru. Lalu bagaimana evaluasi terhadap perwira-perwira yang ditugaskan di luar Polri. Apakah wajar jika mereka terlupakan bertahun tahun.

Editor: Dardani