Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

AS Tuduh Wapres Venezuela Terlibat Penyelundupan Narkotika
Oleh : Redaksi
Rabu | 15-02-2017 | 17:26 WIB
Tareck-El-Aissami.gif Honda-Batam

Tareck El-Aissami (kiri) bersama Presiden Venezuela Nicolas Maduro.(Sumber foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, Washington DC - Pemerintah Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap wakil presiden Venezuela yang dituduh terlibat penyelundupan narkoba internasional.

Nama Wapres Venezuela, Tareck el-Aissami masuk dalam daftar pelaku kriminal yang dianggap memainkan peran penting dalam penyelundupan narkoba internasional.

Sanksi itu juga diberikan pada pebisnis kaya Samark Bello yang disebut sebagai "pengawal utama" El-Aissami.

El-Aissami ditunjuk bulan lalu sebagai wakil presiden oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Belum ada tanggapan dari Maduro maupun Bello, namun El-Aissami sudah beberapa kali membantah soal keterkaitan dengan dunia hitam.

Dengan sanksi tersebut maka seluruh aset milik El-Aissami di AS dibekukan dan melarangnya masuk ke wilayah AS.

Dalam pernyataan resminya, Departemen Keuangan AS mengungkapkan, El-Aissami memfasilitasi pengiriman narkoba dalam jumlah besar dari Venezuela lewat jalur laut dan udara.

Depkeu AS juga menyebut bahwa El-Aissami mendapat bayaran dari gembong narkoba Venezuela, Walid Makled, untuk melindungi pengiriman narkoba.

John E Smith, direktur sementara kantor pengendalian aset asing depkeu AS, mengatakan, sanksi tersebut adalah hasil dari penyelidikan selama beberapa tahun.

"Ini adalah puncak dari penyelidikan bertahun-tahun untuk menyasar penyelundup narkoba penting di Venezuela dan menunjukkan bahwa kekuasaan dan pengaruh tidak melindungi siapapun yang terlibat dalam aktivitas melanggar hukum ini," ujar Smith.

"Kasus ini menyoroti fokus kami yang berkelanjutan terhadap penyelundup narkoba dan siapapun yang membantu mencuci pemasukan ilegal itu melalui Amerika Serikat," katanya.

El-Aissami sebelumnya adalah gubernur negara bagian Aragua lalu sempat menjadi menteri dalam negeri dan kehakiman Venezuela pada 2008-2012.

Media AS, mengutip dokumen intelijen yang bocor melaporkan, El-Aissami juga tengah diselidiki terkait dugaan hubungannya dengan kelompok militan Hezbollah.

Saat menjabat menteri dalam negeri, paspor ilegal Venezuela kerap berada di tangan anggota kelompok bersenjata asal Lebanon tersebut.

Awal bulan ini, 34 anggota Kongres AS mengirim surat pada Presiden AS Donald Trump meminta sanksi terhadap pejabat Venezuela.

Menurut mereka, penunjukan El-Aissami sebagai wakil presiden menjadikannya sebagai calon kuat pemimpin Venezuela berikutnya.

Para anggota Kongres ini menganggap El-Aissami bermasalah karena keterkaitannya dengan penyelundupan narkoba dan organisasi teroris.

Sumber: BBC
Editor: Udin