Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buka Lahan 4 Hektar untuk Budidaya Cabai

Lancarkan Penanaman Cabai, Pemko Tanjungpinang akan Datangkan Petani dari Yogyakarta
Oleh : Habibie Khasim
Rabu | 15-02-2017 | 16:26 WIB
cara-menanam-cabe-rawit.gif Honda-Batam

Ilustrasi petani cabai rawit yang berkualitas (Sumber foto: masterz-seo.blogspot.co)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, berencana membuka lahan 4 hektare di kawasan Kampung Sido Mulyo untuk penanaman cabai

Pembukaan lahan untuk penanaman cabai merupakan usaha untuk menekan angka inflasi dan kelangkaan cabai, yang harganya melambung tinggi. Guna kelancaran penanaman cabai tersebut, Pemko Tanjungpinang berencana mendatangkan petani berkualitas dari Yogyakarta.

Rencana ini disampaikan Direktur Utama BUMD Tanjungpinang, Asep Nana Suryana saat ditemui, Rabu (15/2/2017). Asep mengatakan, penanaman ini nantinya juga akan bekerja sama dengan BUMD sebagai pengelola pasar, untuk menjual cabai-cabai hasil panen.

Untuk mendapatkan cabai yang berkualitas dan perkebunan cabai yang mumpuni, Pemko Tanjungpinang berencana mendatangkan petani cabai yang sudah berpengalaman di bidangnya ke Tanjungpinang, untuk diperkerjakan.

"Petaninya itu berasal dari Kulonprogo, kita sudah bekerja sama dengan pemerintah Kulonprogo mengenai cabai ini. Dan kita akan mencoba membuatnya di Tanjungpinang dengan petaninya kita datangkan dari sana," tutur Asep.

Asep mengaku yakin bawa usaha Pemko Tanjungpinang akan membuahkan hasil. Karena, bukan hanya bekerja, para petani ini nantinya akan mengajar petani lokal bagaimana bercocok tanam cabai agar mendapatkan kualitas bagus.

"Sampai petani kita bisa dilepas sendiri, yang jelas ini sangat positif. Dan kita dari BUMD menyambut baik, karena dengan begini masalah harga cabai bisa teratasi," tutur Asep.

Sebagai informasi, harga cabai saat ini, untuk rawit harganya masih Rp80 ribu per Kg. Dengan adanya pertanian ini, diharapkan harga cabai di Tanjungpinang dapat dikontrol dan tidak mencapai harga Rp80 ribu lagi.

Editor: Udin