Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

47 Kali dalam Lima Hari Terakhir

Gunung Sinabung Kembali Meletus Disertai Awan Panas
Oleh : Redaksi
Selasa | 07-02-2017 | 11:26 WIB
Gunung-Sinabung-meletus1.jpg Honda-Batam

Gunung Sinabung Meletus, warga di sekitar Sinabung diminta waspada. (ANTARA FOTO)

BATAMTODAY.COM, Batam - Gunung Sinabung terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang tinggi. Menurut catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gunung yang berada di Karo, Sumatera Utara, itu telah meletus sebanyak 47 kali dalam lima hari terakhir.

 

Pada 2 Februari, Sinabung meletus delapan kali. Sehari setelahnya, letusan Sinabung tercatat sebanyak 12 kali.

Pada tiga hari berikutnya, secara berturut-turut Sinabung meletus 12, tujuh, dan delapan kali. Sementara Selasa (7/2/2017), hingga berita ini diturunkan, Sinabung telah meletus delapan kali.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, erupsi Sinabung disertai awan panas. Ia berkata, PVMBG tidak dapat memprediksi waktu erupsi vulkanik tersebut akan menurun.

"Sejak Juni 2015 hingga sekarang, status Gunung Sinabung tetap awas atau level IV," ujar Sutopo melalui keterangan tertulis.

Sutopo mengatakan, letusan yang terjadi Selasa pagi tidak disertai suara dentuman. Kolom abu putih tebal keabuan yang keluar usai letusan mencapai ketinggian hingga dua ribu meter dari puncak.

Erupsi tersebut, kata Sutopo, juga disertai guguran lava yang meluncur dalam jarak 500 hingga dua ribu meter ke arah selatan, tenggara, dan timur Sinabung.

Akibat letusan ini, otoritas setempat memperluas kawasan rawan bencana. PVMBG pun meminta penduduk lokal dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak.

Area yang patut dihindari lainnya berjarak tujuh kilometer di sisi selatan-tenggara, enam kilometer sebelah tenggara-timur, dan empat kilomter sisi utara-timur Sinabung.

"Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Sinabung juga harus tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar," kata Sutopo.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha