Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pahlawan Raja Haji Fisabilillah Diusulkan Jadi Nama KRI TNI-AL
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 30-01-2017 | 12:38 WIB
DanlantamalIV-tanjungpinang-laksma_S.IRawan.jpg Honda-Batam

Danlantamal IV Tanjungpinang, Laksma S. Irawan. (Foto: Charles)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - ‎Lantamal IV Tanjungpinang, mengusulkan nama pahlawan Raja Haji Fisabilillah (RH.Fisabilillah), menjadi nama Kapal Perang (KRI) TNI-AL. Pengusulan nama pahlawan asal Kepri tersebut, dilakukan Komandan Lantamal IV Tanjungpinang, Laksamana Pertama S. Irawan kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

"Pengusulan Nama Raja Haji Fisabilillah, untuk menjadi nama kapal perang sudah kami ajukan ke Panglima TNI. Mudah-mudahan akan dapat direalisasikan pada pengadaan alutsista kapal perang tahun ini,‎" ujar S.Irawan kepada wartawan di Tanjungpinang.

‎Pengajuan dan pemilihan nama Raja Ali Haji Fisabilillah, tambah S.Irawan dilatarbelakangi dari sejarah perjuangan dan keberaniaan beliau sebegai panglima kerajaan, yang membela dan mengusir penjajah Belanda di sejumlah pertempuran laut Kepri.

"Sejarah keberaniaan dan perlawanan Raja Haji Fisabilillah dalam menyerang armada Belanda di seluruh gugus wilayah perairan Kepri, Natuna, Johor dan Pahang. Setelah pembatalan perjanjian Kerajaan Riau-Lingga dengan Belanda tahun 1782," ujar Irawan.

Selain itu, penyerangan terhadap pasukan Belanda di Perairan Kepri, Raja Haji Fisabilliah juga melakukan kerjasama dengan Raja Selangor Sultan Ibrahim dan menyerang Malaka sebagai jantung pertahanan Belanda di Semananjung Malaya dan Kepualauan Riau. Sebagai titik awal dalam merebut jantung pertahanan Belanda di Malaka, pasukan Raja Haji Fisabillillah, terlebih dahulu telah menyerang kedudukan Belanda di Semabuk.

"Semua Pasukan Belanda yang ada Semabuk disapu bersih. Selanjutnya Semabuk dijadikan sebagai titik terdepan dalam menyerang Belanda di kota Malaka,"jarnya.

Kendati jarang tercatat, tambah Irawan, perjuangan dan pertempuran Raja Haji Fisabilillah di laut Kepri dan Malaka tidak kalah dengan perjuangan dan pertempuran pahlawan Pati Unus, Malahayati dan Cut Nyak Dien, Pahlawan Nasional dari Aceh.

"Fisabilillah menjadi panglima perang Kerajaan Riau-Lingga yang memerangi musuh-musuh negara dan kerajaan di Selat Malaka. Hebatnya, ketika almarhum gugur dalam pertempuran di Teluk Ketapang, jenazahnya yang sebelumnya dikuburkan di Bukit Malaka, dipindahkan putranya Raja Jafar ke Pulau Penyengat Inderasakti Tanjungpinang," ujarnya.

Dalam pengajuaan Nama Raja Haji Fisabilillah, Dikatakan Danlantamal, juga disertai dengan literatur perjuangan serta sejarah peperangan yang dilakukan. ‎Serta Replika Pedang Jenawi, bertuliskan Pedang Ini Diberikan Kepada, Panglima yang Berani, Jujur dan Juhud, dan Berjuang semata-mata untuk Bangsa dan Negaranya.

"Jadi memang pedang Jenawi ini diberikan pada panglima yang benar-benar memperjuangkan bangsa dan negaranya. Disertai dengan tujuan, alat dan strategi, serta cara yang dilakukan," ujarnya.

Raja Haji Fisabilillah lahir di Kota Lama, Ulu Sungai, Riau pada 1725 , kemudian meninggal saat memimpin pasukanya menyerang Belanda di Kampung Ketapang, Melaka, Malaysia, 18 Juni 1784.

Raja Haji Fisabilillah, adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia, melalui Keputusan Presiden RI No. 072/TK/1997 tanggal 11 Agustus 1997, Raja Haji Fisabilillah ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

‎Ia dimakamkan di Pulau Penyengat Inderasakti, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Raja Haji Fisabililah merupakan adik dari Sultan Selangor pertama, Sultan Salehuddin dan paman sultan Selangor kedua, Sultan Ibrahim.

Namanya diabadikan dalam nama bandar udara di Tanjung Pinang, Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah serta salah satu masjid yang ada di Selangor, Malaysia, yaitu kota Cyberjaya dinamakan Masjid Raja Haji Fisabililah.

Editor: Yudha