Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Massage di Batuaji, Mati Satu Tumbuh Seribu
Oleh : Berton Siregar
Senin | 16-01-2017 | 17:14 WIB
tempat-esek-esek-berkedok-message.gif Honda-Batam

Salah satu message di Batu aji (Foto: Dok.batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Massage atau tempat pijat yang diduga sebagai tempat seks terselubung, tumbuh subur di Kecamatan Batuaji dan Kecamatan Sagulung. Bahkan setiap kompleks pertokoan di dua kecamatan itu dipastikan akan ditemukan tempat massage.

Katakanlah pertokoan Batavia, Pertokoan SP Plaza di Kecamatan Sagulung, atau pertokoan Mitra Mall, Pertokoan Hoaseng di Kecamatan Batuaji. Di area yang dekat dengan perumahan warga itu tidak sulit untuk menemukan massage. Karena selain papan reklame atau pamplet ada, para wanita yang mengaku menjadi tukang pijat itu juga berdiri atau berjalan jalan di depan ruko mereka, laksana memanggil para warga yang melintas.

Bukan hanya menjadi tempat esek-esek, namun keberadaan para wanita yang memakai pakaian serba minim itu, sangat mengganggu kenyamanan warga yang lewat dari lokasi mereka.

Maraknya massage di Kecamatan Batuaji dan Kecamatan Sagulung, pernah ditertibkan pihak Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Batam,  namun ibarat pepatah, "Mati Satu Tumbuh Seribu". Bahkan saat ini, keberadaan massage tumbuh kian menjamur.

BATAMTODAY.COM yang mencoba menghubungi dan mengkonfirmasi ketua massage Batuaji, Siahaan, mengakui bisnis esek-esek tersebut dan bahkan dia mengaku sudah angkat tangan soal tingkah laku para karyawan massage itu.

"Ya bang, kita akui dan kita sudah peringatkan para pekerja supaya mereka tidak sampai menjajakan diri sampai ke tengah jalan, atau memanggil manggil para pengendara yang lewat. Namun mereka membandel dan tidak mengacuhkan, soal keberadaan massage baru untuk yang punya ijin, kita tetap masukkan dalam keanggotaan kita. Namun kalau yang tidak mau bergabung, berarti mereka tidak memiliki ijin, atau istilahnya mereka liar,"ujarnya.

Teteh, salah seorang wanita yang berada di "massage Rita" di Mitra mall, mengaku terpaksa harus bertahan karena himpitan ekonomi. Dia harus berjuang menyekolahkan adiknya di Sukabumi, Jawa Tengah.

"Kita kalau hanya berharap dari mijit, dapat berapalah tip nya bang, kita pintar-pintar aja ngajak tamu hingga tuntas (istilah melakukan sex-red). Kita nanti hanya bayar kamarnya saja sama mami," ujar wanita separuh baya ini.

Camat Batuaji, Pridkalter, yang dikonfirmasi beberapa hari lalu terkait maraknya massage di kecamatan Batuaji, mengatakan bahwa ini menjadi bagian dari perhatian kinerjanya untuk berdialog dengan pemilik massage.

"Menjadi perhatian kami, bagaimana menertibkan mereka termasuk dengan berdialog dan mencari solusinya," ujarnya.

Editor: Udin