Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Asosiasi Sepakbola Inggris Pakai Jasa Mantan "James Bond"
Oleh : Redaksi
Senin | 16-01-2017 | 09:02 WIB
becamp.jpg Honda-Batam

David Beckham, Gordon Brown dan Wayne Rooney mengampanyekan Inggris sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 di Stadion Wembley. (Foto: PA)

 

BATAMTODAY.COM, London - Tim pemenangan tuan rumah Piala Dunia 2018 yang berada di bawah naungan Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) telah menggunakan jasa seorang mantan personel badan intelijen Inggris, MI6.

 

Christopher Steele, yang pernah menjadi pengumpul data intelijen untuk MI6, diketahui menghimpun informasi mengenai Badan Sepakbola Dunia (FIFA) dan negara-negara saingan Inggris yang juga ingin menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, terutama Rusia.

Belum diketahui apakah informasi yang dihimpun Steele mengenai Piala Dunia 2018 memicu investigasi terhadap dugaan korupsi di tubuh FIFA. Bagaimanapun, dia telah melaporkan temuannya ke divisi kriminalitas Eurasia pada Badan Investigasi Federal AS (FBI). Steele disewa melalui badan intelijen swasta yang dia turut dirikan, Orbis.

Berdasarkan bukti-bukti yang ditampilkan harian the Sunday Times kepada Komite Kebudayaan Parlemen Inggris pada November 2014, Steele ditugasi tim pemenangan tuan rumah Piala Dunia 2018 karena para pejabat "ingin pemahaman lebih baik tentang siapa saingan mereka."

Pada akhirnya Rusia sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan Qatar tuan rumah Piala Dunia 2022. Aparat Swiss kini masih menyelidiki dugaan penyuapan dan penyelewengan dalam proses seleksi tuan rumah perhelatan sepakbola terakbar dunia itu.

David Beckham, Gordon Brown and Wayne Rooney launched the England 2018 World Cup bid at Wembley StadiumHak atas foto PA

Sebagaimana dilaporkan koresponden olahraga BBC, Richard Conway, kenyataan bahwa FA menggunakan jasa Steele mengungkap kerasnya persaingan para negara-negara untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia. Bahkan, bisa diasumsikan bahwa amat mungkin bukan hanya Inggris yang menggunakan jasa intelijen.

Sosok Steele terkuak ketika namanya disebut-sebut dalam dokumen mengenai presiden terpilih AS, Donald Trump. Dalam dokumen itu ada berbagai informasi tentang bisnis Trump dan dugaan kaitannya dengan Rusia.

Steele merupakan salah satu pendiri Orbis, badan intelijen swasta. Didirikan pada 2009, badan yang berkantor di Grosvenor Gardens, London Pusat, itu mengkhususkan pada intelijen dunia bisnis selain menawarkan jasa "pengumpulan informasi" dan "investigasi lintas batas negara".

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani