Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

722 Kali Kegempaan, Gunung Krakatau Sewaktu-Waktu Meletus
Oleh : detikNews
Rabu | 03-11-2010 | 09:56 WIB

Serang-Setelah statusnya ditingkatkan dari waspada menjadi awas, kegempaan di sekitar Gunung Anak Krakatau masih tercatat ratusan kali. Gunung tersebut juga masih melontarkan material pijar. Warga sekitar diingatkan untuk menjaga jarak aman karena gunung tersebut mengeluarkan gas beracun.

Petugas pemantau Gunung Anak Krakatau di Cinangka, Serang, Banten, Jumono menjelaskan pada 2 November tercatat ada 722 kali kegempaan yang antara lain terbagi dalam 6 kali gempa vulkanik dalam, 117 gempa vulkanik dangkal, 223 kali letusan, 157 kali hembusan dan 219 kali tremor.

"Ketinggian gumpalan asap 100-1.700 meter. Warnanya kelabu, kadang hitam menggumpal," jelas Jumono.

Menurut dia, material pijar yang terlontar dan tampak seperti gulungan asap tebal pada siang hari itu terdapat batuan, debu dan pasir. Material pijar itu memiliki panas 600-1.000 derajat Celcius.

Pengamat gunung lainnya, Anton, menambahkan, gas beracun juga turut dikeluarkan gunung yang mulai muncul pada 1927 itu. Sebagaimana gunung-gunung lainnya, Gunung Anak Krakatau menyemburkan berbagai macam gas seperti karbondioksida, karbonmonoksida, nitrogen, uap air, hidroklorida dan sebagainya.

"Minimal membuat pingsan orang kalau ada di sekitar itu. Makanya hindari lontaran batuan dan juga gas itu. Jaga jarak, karena kalau tidak nanti tidak bisa menghindar," kata Anton.

Gas tersebut tidak berasa, tidak berbau dan tidak berbentuk. Karena itu tidak bisa dideteksi tanpa alat. Namun bila masyarakat mematuhi jarak aman 2 km dari gunung tersebut, maka akan tetap aman.

"Kalau malam semburan material pijar akan kelihatan seperti kembang api. Sebenarnya pada siang juga menyala tapi tidak terlihat karena tertimpa cahaya matahari. Seperti kembang api karena tipe gunungnya strombolian," jelas dia.

Untuk melihat fenomena alam itu, wasyarakat bisa menyaksikannya dari Pasauran, Banten. Warga bisa juga mendekat hingga Pulau Sertung dan Pulau Panjang yang berjarak 3 km dari gunung. Namun dari tempat tersebut tidak bisa langsung melihat ke lubang letusan.

"Kalau dari Pulau Rakata yang jaraknya sekitar 5 km malah bisa melihat karena tegak lurus dengan lubang kawah," terangnya.

Status waspada Gunung Anak Krakatau telah disematkan sejak 31 Oktober 2009. Sejak 25 Oktober, jumlah letusannya di atas 100 kali.