Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hercules yang Jatuh di Wamena masih Laik Terbang dan Rutin Diservis
Oleh : Redaksi
Minggu | 18-12-2016 | 15:00 WIB

BATAMTODAY.COM, Wamena - Pesawat Hercules C-130 HS milik TNI AU yang mengalami kecelakaan di Gunung Tugima, Wamena, Papua pagi tadi diketahui masih laik terbang. Hal itu diketahui karena masih tersisa 69 jam terbang sebelum maintenance berikutnya.

Diketahui ada 12 orang kru dan 1 penumpang dinas, sebelumnya disebut 12 kru, berada dalam penerbangan ini. Pesawat yang dipiloti oleh Mayor Pnb Marlon A Kawer berangkat dari Timika pukul 05.35 WIT dan dijadwalkan mendarat di Wamena pukul 06.13 WIT. Namun pukul 06.09 WIT, pesawat mengalami lost contact.

"Pesawat ini masih sangat laik terbang. Karena sebelum terbang pun pesawat ini sudah serviceable, dan masih punya 69 jam lebih sebelum ke perawatan 100 jam selanjutnya," ujar Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsdya TNI Hadiyan Sumintaatmadja dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (18/12/2016).

Hadiyan mengatakan pesawat Hercules C 130 HS dengan nomor registerasi A 1334 dan biasa digunakan untuk pesawat latih maupun angkut ini rutin mendapat perawatan, sebelum kembali melakukan misi penerbangan.

"Setiap 50 jam sekali pesawat mendapat perawatan baik ringan, sedang dan berat. Semuanya sesuai jam terbang pesawat itu dan pesawat ini masih tersisa 69 jam lagi sebelum perawatan selanjutnya," jelas Hadiyan.
Hadiyan mengatakan pesawat tersebut dalam misi latihan dalam rangka peningkatan kemampuan penerbang. Hadiyan menduga jatuhnya pesawat karena faktor cuaca.

"Perkiraam awal kecelakaan terjadi awal karena cuaca," ungkapnya.

Terjunkan tim investigasi
TNI AU mengirimkan tim investigasi ke lokasi jatuhnya pesawat Hercules A-1334 di dekat Bandara Wamena. Tim akan memeriksa dan menganalisa penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

"Kita sudah mengirimkan tim ke sana. Tim investigasi. Sekarang sudah berada di lokasi," ujarnya.

Untuk menganalisa penyebab jatuhnya pesawat, Hadiyan menjelaskan tim menggunakan analisa faktor dengan istilah 5M yakni manusia, material, media, misi dan manajemen. Ia meminta kepada sejumlah pihak untuk bersabar selagi tim melakukan investigasi.

"Jangan terburu-buru (mengambil kesimpulan penyebab pesawat jatuh). Harus sesuai analisa karena kita sudah mengirimkan tim ke sana. Perkiraan awal kecelakaan terjadi karena cuaca. Ada 5 faktor yang harus diinvestigasi, dianalisa yaitu manusia, material, media, misi dan manajemen. Fokus kita sekarang ini evakuasi korban terlebih dahulu," jelas Hadiyan.

Ia menegaskan, investigasi sedang dilakukan dan akan memakan waktu lama"Investigasi akan terus berlanjut. Tentu akan memakan waktu, tidak akan cepat," sambungnya.

Editor: Surya