Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sosialisasi Empat Pilar di Universitas Sam Ratulangi

Menghadapi Tantangan Global, Energi dan Intervensi Asing
Oleh : Irawan
Kamis | 08-12-2016 | 13:38 WIB
Wakil-Ketua-MPR1.jpg Honda-Batam

Wakil Ketua MPR E.E. Mangindaan Saat Menjadi Sosialisasi Empat Pilar di Universitas Sam Ratulangi Manado. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Manado - Saat menjadi pemateri Sosialisasi Empat Pilar di Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, 8 Desember 2016, Wakil Ketua MPR E.E. Mangindaan mengatakan jumlah penduduk bumi dari waktu ke waktu semakin bertambah. 50 tahun yang lalu jumlah penduduk 5 miliar jiwa, sekarang sudah mencapai 7 miliar.

 

"Semakin banyak orang di bumi," ujarnya.

Dengan bertambahnya penduduk bumi maka kebutuhan semakin banyak. kebutuhan akan air, energi, dan pangan semakin ketat.

"Di sinilah terjadi persaingan memperebutkan ketiga hal tersebut terutama pangan dan energi," ujarnya. "Pangan dan energi sangat strategis. Inilah menjadi problem," tambahnya.

Meski demikian, Mangindaan optimis memandang ke depan. menurutnya kuncinya adalah pada ilmu pengetahuan dan teknologi. dikatakan dengan ilmu, jumlah panen padi bisa ditingkatkan sampai puluhan ton. "Ilmu pengetahuan bisa mengatasi kebutuhan pangan," ujarnya.

Dalam soal energi, perebutan akan semakin ketat. dicontohkan semua kendaraan membutuhkan energi. banyaknya kendaraan membuat energi semakin banyak dibutuhkan.

"Banyak orang memperebutkan energi," ujarnya. Meski demikian, Mangindaan juga optimis masalah itu bisa diatasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Globalisasi menurut Mangindaan juga menjadi tantangan bangsa, globalisasi bisa mengintervensi bangsa Indonesia. dalam era globalisasi pihak asing akan mempengaruhi perumusan kebijakan dalam negeri.

Mangindaan menceritakan pengalamannya saat menjadi Menteri Perhubungan bagaimana saat dirinya hendak menyusun kebijakan perhubungan. adanya Asean juga membuat dirinya berpikir bagaimana kebijakan itu juga menyentuh masalah hubungan antarbangsa itu.

Dalam globalisasi ini menurut Mangindaan, kita tak boleh hanya memandang ke dalam namun juga harus memandang keluar.

"Pengaruh global harus kita perhitungkan dalam perumusan," ujarnya. Dicontohkan sebagai kawasan ekonomi khusus, Bitung, Sulawesi Utara dipersiapkan untuk menghadapi Abad Pasifik. "Untuk itu perencanaan Bitung harus berwawasan global," ujarnya.

Editor: Yudha