Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Oesman Sapta Tegaskan, Kita Satu Sebagai Anak Bangsa
Oleh : Irawan
Selasa | 06-12-2016 | 18:00 WIB
OSO_pontianak.jpg Honda-Batam

Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta

BATAMTODAY.COM, Pontianak - Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta meminta kepada seluruh mahasiswa, termasuk yang ada di Kayong Utara, untuk cinta kepada daerahnya (kampungnya), provinsinya, dan bangsa Indonesia.

 

"Saya minta mahasiwa Kayong Utara cinta dengan daerahnya. Cinta kepada provinsinya. Tapi lebih cinta lagi pada bangsanya. Kalau sudah cinta daerah dan provinsinya pasti cinta pada bangsanya," kata Oesman Sapta ketika membuka Sosialisasi Empat Pilar MPR dan Seminar Nasional bertema "Peran Fungsi Pemuda dan Mahasiswa Pedesaan dalam Menghadapi Bonus Demografi Bagi Pemuda Produktif di Tahun 2020" di Hotel Grand Mahkota, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (6/12/2016) dalam rilisnya.

Sosialisasi Empat Pilar MPR ini diikuti sekitar 500 mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Kayong Utara yang kuliah di Pontianak. Hadir dalam sosialisasi ini tiga anggota MPR dari DPD yaitu Ahmad Nawardi, Abdul Rahmi, I Kadek Arimbawa, serta Bupati Kayong Utara H. Hildi Hamid.

Oso demikian sapaan akrab sentor dari Kalimatan Barat ini menegaskan bahwa MPR akan terus menerus mensosialisasikan Empat Pilar MPR untuk mengingatkan bahwa semuanya satu sebagai anak bangsa yang ber-Ketuhan-an Yang Maha Esa, dan meski berbeda tapi dibungkus dalam negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Tugas mensosialisasikan Empat Pilar MPR merupakan amanah undang-undang. Ini merupakan tugas dari UU," ujar wakil ketua MPR yang membidangi Sosialisasi Empat Pilar MPR itu.

Karena itu dia mengingatkan kepada seluruh mahasiswa tentang adanya intervensi asing melalui narkoba. Kenapa? Pihak asing selama ini mencoba menghancurkan Indonesia melalui ideologi, tetapi tidak mempan.

"Indonesia begitu kuat sehingga tidak mudah dihancurkan. Dihancurkan melalui ideologi tidak mempan, melalui politik juga tidak mempan," imbuhnya.

Maka lanjut Oesman, akhirnya digunakan narkoba. "Perang candu muncul kembali. Dulu kita dirusak lewat candu, sekarang dengan narkoba. Kita akhirnya lupa Pancasila, lupa bhinneka tunggal ika, lupa NKRI. Mudah diadu domba," ujarnya.

Sementara itu Bupati Kayong Utara Hildi Hamid mengatakan sosialisasi Empat Pilar MPR ini penting karena banya orang sudah melalaikan nilai-nilai Empat Pilar. Dia mencontohkan banyak masyarakat yang tidak menyanyikan lagu Indonesia Raya pada saat upacara.

"Kebangsaan kita luntur. Contoh lain lunturnya gotong royong. Karena itu sosialisasi Empat Pilar menjadi penting," katanya.

Editor: Surya