Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Penyebab Karyawan Nirwana Lagoi Nekat Gantung Diri
Oleh : Harjo
Selasa | 29-11-2016 | 12:52 WIB
Bunuh-diri.gif Honda-Batam

Kondisi korban saat di evakuasi kepolisian dan warga setempat (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Riko Saputra (28) karyawan Nirwana Resort Lagoi, Warga Kampung Harapan, Desa Sebongpereh, Kecamatan Teluksebong, Bintan, yang nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di gudang dapur rumah, senin (28/11/2016) ternyata telah lama mengidap sakit.

Korban dan keluarganya sebelumnya sudah berusaha untuk berobat keberbagai tempat, namun tidak kunjung sehat, hingga akhirnya korban mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

"Pengakuan dari istri korban, walau tanpa menjelaskan penyakit yang diderita oleh almarhum suaminya bahwa korban sudah lama mengalami sakit. Karena frustasi penyakitnya kemungkinan dia bunuh diri," ungkap Kapolsek Bintan Utara, Kompol Jaswir, kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Selasa (29/11/2016).

Korban yang tercatat sebagai salah satu karyawan Nirwana Resort Lagoi, setelah diambil visum oleh pihak medis dan pihak kepolisian menyerahkan jasad korban kepada keluarganya. Jenazah korban langsung di kebumikan pada malam harinya di pemakaman umum di kecamatan Teluksebong Bintan.

Diberitakan sebelumnya, ditemukan oleh istri dalam kondisi sudah tergantung di bagian dapur rumahnya, Senin (28/11/2016) sekitar pukul 14.30 Wib.

Nur Helmi, istri korban kepada pihak kepolisian menyampaikan, sebelum menemukan suaminya gantung diri di dapur atau bagian gudang belakang rumahnya, sekitar pukul 12.30 wib, dia pergi ke luar rumah menuju ke Tanjunguban bersama anaknya yang berusia 5 tahun, selanjutnya pulang ke rumah sekitar dua jam kemudian.

Sesampainya di dalam rumah, karena tidak melihat korban berada di kamar, selanjutnya ia langsung menganti pakaian dan mencari keberadaan korban (suami) di dapur. Namun saat di dapur, saksi melihat ke arah gudang dan mendapati suaminya sudah dalam posisi tergantung dengan leher terikat tali yang disimpulkan ke kayu atap rumahnya.

Kapolsek Bintan Utara, Komisaris Polisi Jaswir kepada BATAMTODAY.COM, secara terpisah menyampaikan, istri korban yang menemukan dalam kondiri sudah tergantung, langsung meminta bantuan kepada tetangga dan selanjutnya melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian terdekat.

Anggota Polsek Bintan Utara langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah TKP, serta melakukan identifikasi terhadap korban. Saat anggota sampai di lokasi, posisi korban masih tergantung dengan tali terikat di leher yang bersimpul pada kayu atap rumah.

"Jarak ukuran tali antara kayu ke leher korban sekitar 80 cm. Dari mulut korban mengeluarkan air liur serta mata masih terbuka. Pada saat itu korban langsung diturunkan dari posisi yang masih tergantung," ungkapnya.

Adapun ciri-ciri korban, mengunakan baju kaos warna merah bertuliskan the ghost. Menggunakan celana pendek bahan kain warna hijau stabilo dan mengunakan sendal.

Dari hasil Visum oleh pihak medis Puskesmas Teluk Sebong dengan Dokter Frista, alat kelamin mengeluarkan sperma, mulut mengeluarkan air liur dan disimpulkan tidak terdapat adanya tanda-tanda kekerasan dan diduga korban meninggal dunia akibat saluran pernafasan terhenti, dikarenakan leher korban terikat tali (gantung diri).

"Pihak keluarga (istri korban) tidak meminta untuk dilakukan otopsi, serta menerima dengan adanya kejadian tersebut adalah musibah. Selanjutnya, pihak Polsek Bintan Utara, menyerahkan korban kepada ahli keluarganya di saksikan oleh pihak kepala desa setempat.

Editor: Yudha