Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

MPR Minta Pemda Contoh Kampung Cerdas Banyuwangi
Oleh : Irawan
Minggu | 27-11-2016 | 16:00 WIB
osobanyuwangi.jpg Honda-Batam

Wakil Ketua MPR Oesman Sapta

BATAMTODAY.COM, Banyuwangi - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang menyatakan Program "Kampung Cerdas" Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, yang merupakan program inovasi dalam mengembangkan daerah perdesaan berbasis teknologi informasi layak untuk ditiru daerah lain.

 


"Smart Kampung ini menarik sekali. Pelayanan berbasis online dan pengembangan ekonomi pedesaan diintegrasikan. Ini inovasi yang patut untuk ditiru dan diwacanakan secara nasional," katanya didampingi Bupati Abdullah Azwar Anas saat melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi, Sabtu (26/11/2016)

Politisi nasional itu mengunjungi dua desa percontohan Kampung Cerdas di Banyuwangi, yaitu Desa Tamansari di Kecamatan Licin dan Desa Kampung Anyar di Kecamatan Glagah. Kedua desa itu telah membuka pelayanan hingga malam hari.

Program Kampung Cerdas sendiri adalah inovasi dari Pemkab Banyuwangi yang diluncurkan oleh Menkominfo Rudiantara pada Mei 2016. Di Banyuwangi telah ada 41 desa/kelurahan yang menjadi pilot project Kampung Cerdas dan kini sedang disiapkan untuk 176 desa lainnya.

Kampung Cerdas adalah program pengembangan desa terintegrasi yang memadukan antara penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis serat optik, kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.

Bupati Abdullah Azwar Anas menjelaskan terdapat tujuh kriteria Kampung Cerdas, yaitu pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi, pelayanan kesehatan, pengembangan pendidikan dan seni-budaya, peningkatan kapasitas SDM, integrasi pengentasan kemiskinan, dan melek informasi hukum.

Semua kriteria tersebut, katanya, diturunkan ke program yang menyentuh kepentingan publik, sementara TIK dijadikan pendorong untuk menjalankan program sesuai tujuh kriteria tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Oesman Sapta menyaksikan sejumlah pelayanan yang sudah berbasis dalam jaringan (daring) atau online, di antaranya penerbitan surat keterangan untuk warga miskin dan akta kelahiran. Selain itu, Oesman melihat e-village budgeting, e-monitoring, dan sistem informasi keuangan daerah yang telah disusun realtime.

"Terus terang, ini bagus sekali. Saya akan meminta beberapa kepala daerah, termasuk di kampung saya (Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat) untuk belajar dari Banyuwangi. Contohnya program e-monitoring yang bisa memantau secara langsung berbagai progress pembangunan sampai di kampung-kampung berbasis titik koordinat. Pembangunan proyek dari nol persen sampai 100 persen juga lengkap gambarnya," ujarnya.

Pertumbuhan Banyuwangi sendiri, katanya, meliputi berbagai bidang, mulai dari perekonomian, pelayanan publik hingga pariwisata. "Pertumbuhan Banyuwangi luar biasa. Ekonomi, pariwisata, pengembangan ekonomi pedesaan dan juga punya bandara sendiri. Akan ada banyak cerita yang bisa dibagi dari Banyuwangi," kata Oesman.

Abdullah Azwar Anas menjelaskan, semua itu dilakukan Pemkab Banyuwangi sebagai upaya menuju pemerintahan yang transparan dan akuntabel.

"Smart Kampung yang menjadikan layanan publik di desa juga lebih efektif. Ini juga kami integrasikan dengan aspek pemberdayaan ekonomi untuk menguatkan ekonomi warga desa," kata Anas.

Editor: Surya