Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sepenggal Kisah Lelaki di Surau Itu...
Oleh : Redaksi
Sabtu | 19-11-2016 | 15:02 WIB
mayat-di-sungai.gif Honda-Batam

Ilustrasi (Sumber foto: aradaphotography/thinkstock)

Oleh: Umar Mubdi @umar_mubdi

Sejak Sabtu, 22 September 1984, seseorang lelaki muda hadir dan menetap di suatu desa terpencil di ujung bukit itu. Lelaki itu datang begitu saja tanpa memberikan riwayat singkat hidupnya secara singat sekali pun. Penduduk desa itu merasakan Sukri – si lelaki muda itu – bagai sebuah danau penuh misteri.

Malam-malam ketika warga desa pulas tertidur, Sukri senantiasa membaca ayat-ayat suci Al-Quran, dengan suaranya yang agak serak tetapi selalu kedengaran merdu.

Suara lelaki muda yang membaca Al-Qur’an itu masih terdengar merdu kadang-kadang dengan suara tinggi dan tiba-tiba saja merendah. Dan tidak diduga-duga berhenti sama sekali. Sukri menangis. Lalu memeluk Al-Quran di tangannya, ia menangis.

Para peronda malam itu, menarik nafas panjang seperti ada suatu kesedihan di sana. Begitulah yang diperbuat lelaki muda itu setiap malam. Kadang-kadang para peronda mengintipnya. Menangis memeluk Al-Quran.

Mereka tak tahu mengapa lelaki muda itu berbuat begitu. Bagi mereka Sukri tetap sebuah misteri. Namun, mereka tidak pernah membenci Sukri. Sukri tidak pernah berbuat jahat. Bahkan sejak Sukri menetap di surau itu, suara-suara kitab suci selalu terdengar.

Beberapa penduduk desa yang mencoba mengorek asal-usul lelaki muda itu tak pernah berhasil. Sukri bersikap ramah, tapi dari keramahan itu mereka tak berhasil menyingkapkan apa-apa.

Sukri senantiasa mengelak dengan halus. Akhirnya, para penduduk desa terbiasa dengan sikapnya itu dan membiarkan Sukri. Dia benar-benar sebuah misteri. Yang orang tahu adalah Sukri datang ke surau itu, tidur dan mandi di situ. Makannya cukup di warung dan tiap hari Sukri membaca Al-Quran, sembahyang, dan berzikir.

Expand