Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BG Ternyata Bersyukur Tak Jadi Kapolri, tapi Jadi Kepala BIN
Oleh : Irawan
Selasa | 15-11-2016 | 12:26 WIB
Budigunawan.jpg Honda-Batam

Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Jenderal Pol Budi Gunawan

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Jenderal Pol Budi Gunawan (BG) bersyukur tak jadi dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden Joko Wdodo (Jokowi), dan dilantik menjadi Kepala BIN.

Jika dirinya menjadi Kapolri seperti Jenderal Pol Tito Karnavian, tentu akan menghadapi situasi ketegangan luar biasa yang saat ini tengah mengusut dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmon J Mahesa dari Partai Gerindra kepada pers di Jakarta, Selasa (15/11/2016).

"Saya yakin Budi Gunawan saat ini sedang berbahagia dan bersyukur karena tidak jadi diangkap Jokowi jadi kapolri, ketimbang misalnya kapolri Tito Karnavian yang sekarang lagi menyesali kenapa dia musti jadi kapolri saat ini ketika kasus penistaan Al Quran oleh Ahok mencuat dan menimbulkan polemik di masyarakat," ujar Desmon.

Desmon melihat Tito saat ini mendapatkan tekanan yang luar biasa terkait kasus ini karena harus mengakomodir keinginan presiden yang mungkin saja berlawanan dengan keyakinannya atau berlawanan dengan hukum yang selama ini harus ditegakkannya.

"Bisa jadi Tito sadar bahwa posisinya saat ini sangat-sangat sulit," tambahnya.

Tito yang tadinya memiliki cerita luar biasa sebagai perwira yang cerdas dan cemerlang dalam kariernya kini pun harus menghadapi kondisi dimana dia harus berhadapan dengan nalar dan logika masyarakat yang tidak bisa menerima apapun langkah dan pernyataan-pernyataannya terkait kasus Ahok.

"Kasihan kan Tito, tadinya dibanggakan sebagai perwira polisi cerdas, pintar berprestasi, tapi sekarang lihat saja bagaimana opini masyarakat terhadap dia yang terbalik," ujar Politisi Partai Gerindra ini lagi.

Oleh karena itu Desmon pun menyarankan Tito untuk berpegang pada hukum saja dan tidak bersandar pada kekuasaan. Kapolri seharusnya tidak boleh menganggap keinginan presiden sebagai titah yang harus dipatuhi kalau memang ada hukum yang mengaturnya yang pada akhirnya bisa menyeret institusi kepolisian dalam kasus ini.

"Kalau Tito bersandar pada hukum saja,maka dia akan menjadi kapolri paling lama sampai dia pensiun sekitar tahun 2022, tapi kalau dia bersandar pada kekuasaan atau pada Jokowi, maka ketika Jokowi jatuh, dia akan ikut jatuh.Dia bisa saja jadi jendral bintang 4 yang paling lama tidak punya jabatan nantinya," tandasnya.

Seperti diketahui Jendral Polisi Budi Gunawan sempat diajukan Jokowi menjadi calon kapolri dan lulus fit and proper test DPR dengan aklamasi, namun sayangnya ditengah jalan Jokowi membatalkan hal itu dan kemudian mengajukin Badrodin Haiti menjadi Kapolri.

Setelah Badrodin Haiti pensiun, tadinya diharapkan Wakapolri, Budi Gunawan yang akan ditunjuk oleh Jokowi.Namun nasib berkata lain karena Jokowi lebih memilih perwira tinggi yang sangat muda usia dan yaitu Tito Karnavian untuk menjadi kapolri dan melompati 5 angkatan diatasnya.

Editor: Surya