Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sungai San Sab Bangkok, Moda Transportasi Utama Masyarakat Thailand
Oleh : Harjo
Senin | 14-11-2016 | 10:02 WIB
transportasilautdibangkokbyharjo.jpg Honda-Batam

Inilah kapal yang menjadi moda transportasi utama di Sungai San Sab Bangkok (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Bangkok - Sungai San Sab yang terletak di kota Bangkok Thailand, ternyata menjadi salah satu jalur transpotasi laut utama bagi para pegawai dan karyawan yang akan berangkat ke kantor. Pantauan wartawan BATAMTODAY.COM, Harjo di Bangkok, Senin (14/11/2016) masyarakat tampak begitu antusias menunggu kedatangan kapal.

Transportasi laut yang mengunakan kapal kayu itu, digunakan oleh masyarakat Bangkok itu, tidak ubah seperti jalan raya. Dan di sejumlah titik, dibangun pemberhentian layaknya halte atau pelabuhan kecil.

Sungai San Sab yang merupakan sungai buatan atau dibangun oleh masyarakat, yang sengaja dibuat sejak lama. Diketahui, bangunnya sungai buatan tersebut oleh masyarakat Thailand, pasca Kerajaan Siam mengalahkan kerajaan Pattani tempo dulu.

Kondisi sungai San Sab yang panjang hingga puluhan Km yang selama ini menjadi jalur alternatif transpotasi laut. Kondisi airnya memang tidak jernih, namun terlihat hitam serta sedikit menguarkan bau kurang sedap. Namun hal tersebut, tidak mengurangi niat dan minat para penumpang kapal yang tidak lain adalah para karyawan yang akan berangkat bekerja di sekitar Bangkok.

Kapal untuk mengangkut para pekerja perusahaan dan profesi lainnya, terbilang sangat besar, karena bisa menamung muatan hingga ratusan orang. Sebaliknya trasportasi sungai ini, justru sangat diminati bagi pegawai, karyawan yang akan berangkat serta pulang, hal tersebut sudah menjadi rutinitas bagi pengguna jasa kapal yang melintas dan menghampiri penggunanya.

Terlepas dari itu, hal ini menjadikan sebuah pemandangan tersendiri bagi para turis mancanegara. Karena dibalik kemegahan dengan dan kemajuan pembangunan fisik seperti jalan layang, monorel dan pembangunan lainnya. Ternyata tranpostasi sungai ini, menjadi sebuah pemandangan tersendiri, terutama dari segi pengelolaannya.

"Transpotasi melalui jalur sungai buatan yang diberi nama San Sab di kota Bangkok ini. Sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi masyarakat yang ingin cepat sampai ditempatnya bekerja dengan tepat waktu. Sehingga selain cepat sampai di tempat bekerja atau bertugas, juga srbagian bisa langsung sampai ke lokasi yang dituju ," ujar Shaudi warga Thailand kepada BATAMTODAY.COM.

Dijelaskan, aktifitas di kota Bangkok memang tergolong padat, pada hari kerja, karena para pegawai dan pekerja bekerja libur saat hari Sabtu dan minggu. Sebaliknya untuk kegiatan sehari-hari baik tempat usaha serta pusat-pusat perbelanjaan baru mulai buka sekitar 09.00 atau 10.00 waktu setempat.

"Jalur laut adalah sarana transpotasi yang bisa menghindari dari hiruk pikuknya kondisi lalulintas di jalanraya di kota Bangkok. Selama dirasakan masyarakat sangat efektif dan telah memberikan nilai yang positif sepanjang masa," lanjutnya.

Di sisi lain, perkembangan dunia pariwisata di negara Thailand secara keseluruhan tidak lepas dari pihak pemerintah yang menangani masalah pariwisata. Sehingga, apa bila ada pelancong atau turis mancanegara yang datang dan berwisata tidak akan mengalami kesulitan. Karena memang sudah disiapkan orang-orang yang sudah profesional.

Di mana apa bila ada wisatawan yang datang ke wilayah pariwisata di Thailand pihak pelancong tidak akan mendapati kesulitan untuk berkomunikasi dengan masyarakat lokal. Karena pemerintah sudah menyiapkan para pentranslit atau alih bahasa sesuai dengan asal negaranya.

Maka tidak heran, apa bila warga Indonesia contohnya yang datang ke Thailand terutama ke wilayah wisata akan mendapati para juri ahli bahasa yang sudah paseh berbahasa Indonesia. Ternyata pihak pemerintah sangat peduli dan memang menugaskan orang yang sudah memiliki kemampuan berbhasa untuk memberikan pelayanan kepada para tamu yang datang.

Artinya semua kegiatan yang berkaitan dengan wisata, antara pengelola atau masyarakat tetap berdampingan dengan para petugas pariwisata. Sebaliknya apa bila ada iven-iven internasional mereka selalu aktif dalam mempromosikan wisata unggulannya.

Ternyata itu menjadi salahsatu, pola negara ini dalam meningkatkan kunjungan pariwisata yang terbilang sangat efektif. Wisata yang ditawarkan tidak terlepas dari budaya kearifan lokal, baik dari segi adat istiadat, wisata religius dan prodak hasil kekayaan alam.

Editor: Dardani