Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

IPW Sayangkan soal Tuduhan Aksi 4 November Ditunggangi Aktor Politik
Oleh : Irawan
Minggu | 06-11-2016 | 12:03 WIB
netaspane13.jpg Honda-Batam

Neta S Pane, Koordinator Indonesia Police Watch (IPW)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonnesia Police Watch (IPW) menyayangkan cara-cara yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menghadapi Aksi Damai 4 November 2016 lalu (411), yang akhirnya berujung ricuh tersebut.


"Ada dua kesalahan fatal yang dilakukan Jokowi. Pertama, tidak mau menerima delegasi demonstran, padahal selama ini Jokowi doyan blusukan menemui rakyat. Kedua, begitu tiba di Istana pada tengah malam, Jokowi ujug-ujug melontarkan isu adanya provokator di balik aksi demo 411," kata Neta S Pane, Koordinator Indonesia Police Watch (IPW) di Jakarta dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/11/2016).

Menurutnya, padahal aksi demo 411 cukup damai Jika terjadi benturan adalah sangat wajar, mengingat jumlah massa yang hadir hampir sejuta orang. Tentu tak mudah mengendalikannya.

"Karena itu, IPW memberi apresiasi pada TNI Polri yang sudah cukup sabar mengamankan para demonstran," katanya.

Dari pantauan IPW di lapangan, benturan terjadi saat massa mahasiswa hendak membubarkan diri. Setelah dari Jl Majapahit, massa bergerak menuju Jl Thamrin melalui Jl Merdeka Barat. Sementara di jalanan masih banyak massa yang bertahan menunggu Jokowi. Desak desakan terjadi sehingga memunculkan ketegangan dengan polisi.

Sejumlah massa ormas keagamaan langsung masuk ketengah hendak memisahkan ketegangan antara polisi dan mahasiswa. Tapi situasi kian panas. Pukul pukulan terjadi. Polisi menggunakan tameng dan mahasiswa menggunakan tiang bendera. Saat itulah beberapa massa membakar sampah dan tembakan gas air mata pun dilontarkan polisi untuk membubarkan massa.

Saat mendengar kericuhan terjadi di depan Istana, demonstran yang hendak pulang dan sudah tiba di Penjaringan langsung mengamuk. Mereka melempari polisi dan dihalau dengan gas air mata.

"Sikap spontan ini merupakan hal wajar, apalagi begitu banyak jumlah massa. Terbukti amuk massa cepat mereda. Jika ada provokator yang bermain, sejak siang tentu sudah terjadi benturan hebat, mengingat banyaknya massa. Jadi tudingan adanya provokator yang dilontarkan Jokowi sangat tidak mendasar," katanya.

IPW, kata Neta menilai, tudingan itu hanya ingin merusak cara-cara damai yang sudah ditunjukkan para ustad, habib, dan ulama yang memimpin aksi itu. Tudingan ini juga hanya ingin mengalihkan kasus Ahok yang akan diperiksa Senin ini.

"IPW sangat menyayangkan kenapa Presiden terpedaya dengan isu murahan yang disampaikan para pembisiknya, yang mereka belum tentu ada di lapangan. Jika memang ada provokatornya, Jokowi jangan hanya main lempar isu seperti Orba, tapi langsung tangkap dan proses secara hukum," katanya.

IPW memberi apresiasi pada kerja keras pada ustad, habib, dan ulama yang sudah mengawal aksi damai 411. Kalaupun terjadi benturan kecil di akhir demo adalah hal wajar. IPW juga merasa salut pada sikap sabar yang sudah ditampilkan TNI Polri dalam menjaga aksi demo.

Melihat semua kerja keras ini, IPW berharap Presiden Jokowi jangan meniru niru gaya Orba yang bermain main dengan isu provokator, yang bisa membuat anti pati masyarakat maupun aparatur keamanan.

Editor: Surya