Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Presiden Diduga Ditunggangi Pelaku Tindak Pidana Korupsi
Oleh : Irawan
Minggu | 06-11-2016 | 10:28 WIB
FahriHamzah2.jpg Honda-Batam

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang adanya aktor politik yang menunggangi pada Aksi Damai Jumat (4/11/2016) lalu, harus diklarifikasi.

Sebab lembaga kepresidenan harus hati-hati membuat pernyataan yang bisa memicu politik nasional yang semakin tidak kondusif.

"Siapa yang sebetulnya menunggangi siapa? Tuduhan presiden ini bisa berbalik jika tidak punya bukti bahwa sebetulnya presiden yang ditunggangi, " kata Fahri Hamzah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (6/11/2016).

Menurut Fahri, Presiden Jokowi ditunggangi dan tersandera oleh mereka-mereka yang bermasalah secara hukum, terutama yang diduga terlibat kasus tindak pidana korupsi.

"Presiden diduga ditunggangi oleh mereka yang sejak awal punya masalah hukum. Seehingga ini menjadi penyebab sandera kepada aparat penegak hukum. Di sekitar Presiden berlindung para terduga melakukan pidana dan korupsi," katanya,

Sementara menyangkut, tuduhan Presiden Jokowi mengenai adanya aktor politik yang menunggangi aksi tersebut, dinilai tidak berdasar.

"Tuduhan Presiden kepada aktor politik menunggangi jutaan massa rakyat adalah tidak berdasar. Sebab adalah jauh lebih mudah menunggangi seorang presiden daripada sejuta massa aksi, " katanya.

Karena itu, Fahri meminta Presiden Jokowi untuk segera melakukan klarfikasi terhadap tuduhan tersebut, agar tidak menimbulkan kegaduhan atau keresahan baru di masyarakat.

"Sekarang Presiden hanya perlu melakukan klarifikasi. Jika tidak maka sama saja presiden hanya menabur angin, siapa yang menabur angin pasti akan menuai badai," katanya.

Seperti diketahui, pada Aksi Damai Jumat (4/11/2016) ada beberapa tokoh politik yang ikut unjuk rasa antara lain Wakil Ketua DPR Fadli Zon dari Fraksi Partai Gerindra, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dari FPKS, Anggota Komisi III DPR dari FPKS Abubakar Alhabsyi, mantan Ketua MPR Amien Rais, Anggota DPD Fahira Idris , Anggota DPD AM Fatwa dan lain-lain.

Akibat aksi ini juga memicu ketegangan di Gedung DPR/MPR, karena massa demonstran ingin menginap di Gedung DPR/MPR, setelah sebelumnya dijanjikan oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah, serta Ketua MPR RI Zulkifli Hassan. Namun, Ketua DPR menyetujui Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengambil alih pengamanan di Gedung DPR/MPR. Mereka yang didalam dan diluar Gedung DPR/MPR dilarang meninggalkan Gedung DPR/MPR.

Aksi ini menyebabkan terjadinya kerusuhan di depan Istana Merdeka yang menyebabkan beberapa orang terluka baik dari demonstran dan aparat keamanan. Dalam aksi ini juga menyebabkan terjadinya satu korban jiwa karena menghirup gas air mata yang ditembakkan petugas. Beberapa mobil terbakar dan beberapa provokator telah ditangkap, serta telah dilakukan pemeriksaan intensif di Mabes Polri.

Menanggapi Aksi Damai yang berujung ricuh ini, Presiden Jokowi memberikan beberapa pernyataan dalam konferensi pers di Istana Negara beberapa waktu lalu usai kejadian.

1. Kita menghargai proses penyampaian aspirasi melalui unjuk rasa hari ini dengan cara-car yang tertib dan damai.

2. Terima kasih kami sampaikan pada para ulama para kyai, para ustad yang telah memimpin ummatnya yang menyejukkan sehingga sampai maghrib tadi berjalan dengan tertib dan damai.,

3. Tapi kita menyesalkan kejadian ba’da isya yang seharusnya sudah bubar, tetapi menjadi rusuh. Dan ini kita lihat telah ditunggangi oleh aktor-aktor politk yang memanfaatkan situasi. Sebelumnya saya telah memerintahkan Wakil Presiden untuk menerima perwakilan pengunjuk rasa yang didampingin oleh Menko Polhukam, Kapolri, Panglima TNI, Mensesneg, Menteri Agama, Seskab dan Perwakilan DPR.

4. Dalam pertemuan itu telah disampaikan proses hukum pada saudara Basuki akan dilakukan secara tegas dan transaparan. Oleh sebab itu saya minta para pengunjuk rasa pulang ke rumah masing ke daerah masing-masing. Biarkan aparat keamanan menyelesaikan proses penegakan hukum seadilnya

5. Terakhir, saya mengapresiasi kerja keras aparat keamanan yang melakukan pendekatan persuasif dalam menjaga kondisi tetap kondusif. Saya harap masyarakat tetap tenang, dan menjaga lingkungan masing-masing sehingga situasi keadaaan tetap aman dan damai.

Editor: Surya