Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sentuhan Perempuan dalam Teknologi Masih Rendah
Oleh : Redaksi
Jum'at | 04-11-2016 | 09:38 WIB
microsofbyap.jpg Honda-Batam

Logo Microsoft di komplek Microsoft Visitor Center di kota Redmond, negara bagian Washington. (Foto: AP)

 

BATAMTODAY.COM, California - Ada sejumlah faktor yang menyebabkan rendahnya keterlibatan perempuan dalam industri teknologi. Salah satunya adalah pola pengasuhan dalam keluarga, kata Veni Johanna, Software Engineer di perusahaan Quora di Silicon Valley.

 

“Misalnya, kalau kamu masih kecil, kalau kamu laki-laki pasti suka main lego. Suka membangun buildings, atau play with some type of engineering toys. Kalau misalnya perempuan dikasih Barbie. Jadi bermulai dari toys apa yang dikasih waktu masih kecil, dan bidang apa yang kamu di-encourage orangtua untuk belajar. Itu semua mempengaruh apa yang mau mereka pelajari nanti. Apakah dari kecil anak perempuan di-encourage belajar engineering yang stigmanya untuk laki-laki,” tutur Veni.

Keahlian yang dibutuhkan dalam bidang teknologi sebenarnya tidak hanya terbatas pada coding dan programming. Elsie Mullers, direktur pengembangan bisnis AR Group dan WIR Group, mengatakan kepada VOA peluang perempuan untuk berkarir dalam bidang teknologi sangat besar.

“Bekerja dalam bidang teknologi bukan berarti harus tahu program komputer, meskipun itu merupakan nilai plus. Namun artinya harus mengerti cara mengaplikasikan teknologi, menjadikannya bermanfaat dan relevan dalam kehidupan atau membuat kehidupan lebih baik. Hal itu memerlukan kreativitas, keahlian sosial, keteguhan, keterampilan manajemen, dan yang paling penting harus punya visi. Perempuan sangat mampu melakukan hal-hal itu dan lebih banyak lagi,” ujar Elsie.

Kini, semakin banyak upaya di AS untuk menarik minat perempuan. Diantaranya lewat kelompok-kelompok nirlaba seperti Girls Who Code atau Women in Technology yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan dari segala jenjang karir dalam bidang teknologi lewat kegiatan seperti mentoring dan networking.

Sumber: VOA Indonesia
Editor: Dardani