Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dan Fahri Hamzah Nyatakan Ikut Aksi 4 November
Oleh : Irawan
Sabtu | 29-10-2016 | 09:38 WIB
Fahrihamzah.jpg Honda-Batam

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menerima apsirasi delegasi ulama dan tokoh agama terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama alias Ahok.

 

Bahkan, Fadli yang ketika menerima delegasi yang dipimpin Imam Besar FPI Habib Rizieq, ditemani Fahri Hamzah, menyatakan akan ikut turun dalam aksi damai 4 November 2016 di Istana Negara Jakarta.

"Pertama saya sampaikan terima kasih kehadirannya. Lalu, Insya Allah, ajakan aksi pada 4 November, saya siap (hadir-red)," kata Fadli, disambut dengan ucapan Allahuakbar dari para ulama dan habaib yang hadir menemuinya, Jumat (28/10/2016).

Fadli mengatakan kesediaannya ikut dalam aksi itu karena merupakan permintaan rakyat, dan bertujuan untuk menegakkan hukum. Sehingga, tidak berkaitan dengan SARA maupun Pilkada DKI Jakarta 2017.

Penegakan hukum, tegas Fadli, tidak boleh pandang bulu. Termasuk dalam kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.

"Keseteraan di dalam hukum nggak pandamg bulu. Siapapun, dari presiden sampai tukang becak semua sama. Kalau salah harus dihukum," tegasnya.

Karena itu, politikus Gerindra ini berjanji akan meneruskan aspirasi ulama dan tokoh agama tersebut kepada Presiden Joko Widodo. Apalagi, mereka berniat menemui presiden selaku kepala negara untuk menyampaikan aspirasi.

"Aspirasi ini saya akan teruskan. Saya bisa surati presiden sekaligus klarifikasi apakah ada intervensi presiden. Saya juga ingin bicara ke polisi terkait tanggal 4 November. Ini merupakan aspriasi dan tujuannya damai," jelas Fadli.

Ia menegaskan, masalah Ahok harus ada penegakan hukum yang jelas. Kalau tidak, Ia khawatir akan terjadi pembangkangan dari rakyat.

"Ini sudah jelas ada penistaan agama, maka kepolisian harus tindak lanjuti secara objektif, imparsial dan profesional. Insya Allah pada 4 saya akan bergabung dengan bapak-ibu sebagai satu wujud pelaksanaan penegakan hukum," pungkasnya.

Sedangkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, membantah bahwa aksi bela Islam yang akan digelar 4 November 2016 merencanakan keos dengan aparat, sebagaimana berita beredar di media.

"Tidak benar berita beredar bahwa aksi bela Islam merencanakan keos. Kita tidak pernah merencakana itu. Kedatangan kami ke Istana agar presiden tidak intervensi penegakan hukum. Kita dorong presiden menegakan hukum untuk penista agama," kata Rizieq, di depan dua pimpinan dewan tersebut.

Ia juga menyatakan bahwa tidak seorang ulama dan tokoh agama pun bisa menjamin aksi tersebut tidak keos, termasuk penegak hukum. Namun mereka berjanji dan berkomitmen untuk menjaga agar tidak terjadi kerusuhan.

"Tapi kalau diminta janji iya. Kami komitmen, berusaha untuk tidak keos, tidak ada emosi, tidak ada letupan. Tapi kalau hukum ini diinjak-injak, kewajiban kami menegakan hukum. Jangan dihadang atau dihalang-halangi kmai, karena ini dijamin Undang-undang," ujar Rizieq.

Pihaknya juga mengingatkan aparat penegak hukum yang akan mengamankan aksi tersebut jangan bertindak represif terhadap peserta aksi. Karena tindakan itu bisa memancing kerusuhan dan cheos.

"Bukan hanya di Jakarta, tapi bisa meluas dari Sabang sampai Merauke. Mereka (ummat-red) akan melakukan gerakan yang sangat masif. Ini darurat kebangsaan dan darurat penegakan hukum," katanya.

Menurut Habib Rizieq menyatakan telah terjadi pelanggaran hukum pidana oleh pejabat negara. Yang mereka persoalkan adalah adanya dugaan intervensi terhadap kepolisian dalam menangani kasus tersebut.

"Pelanggaran tersebut menghebohkan secara nasional, karena melibatkan pejabat dan ada aroma intervensi kepala negara terkait proses hukum tersebut. Ada indikasi-indikasinya. Kabarekrism mengatakan pemanggilan Ahok harus izin presiden," kata Habib Rizieq.

Sikap Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Ahok, sebelum berangkat ke Bareskrim Polri untuk memberikan klarifikasi, juga disorot Rizieq. Menurutnya, itu hal yang janggal. Aroma intervensi menurutnya kian terlihat dengan sikap pimpinan polri, karena institusinya hingga kini tidak berani memanggil Ahok.

Padahal, saksi-saksi dalam kasus itu telah diapnggil dan diperik, bukti video ada dan sudah diperiksa di laboratorium forensik. hasilnya, video berisikan pernyataan Ahok yang mengutip Surat Al Maidah 51, dinyatakan asli.

"Mereka sudah menyatakan video tersebut asli hanya dipotong saja, tapi itu video asli. Sampai saat ini memanggil Ahok pun tidak berani. Ahok Ke Polri itu datang sendiri. BAP itu belum ada, yang ada baru berita acara klarfiikasi," tutur Rizieq.

Editor: Dardani