Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Proyek Trans Sumatera Terganjal Lahan
Oleh : Redaksi
Rabu | 26-10-2016 | 09:38 WIB
transsumatera.jpg Honda-Batam

Badan Pengelola Jalan Tol menyatakan, hingga saat ini lahan yang dibebaskan untuk pembangunan jalan tol Trans Sumatera baru sebesar 80 persen. (Foto: Antara/Rahmad)

 

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatera menjadi salah satu fokus dari proyek prioritas dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Namun, hingga kini proyek ini masih terganjal masalah pembebasan lahan.

 

Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menyatakan, tahun ini proyek tersebut masih tak lepas dari upaya pembebasan lahan karena lahan yang diperlukan masih belum 100 persen.

Hingga saat ini, lahan yang dibebaskan sebesar 80 persen. Sehingga, pemerintah perlu berkejaran dengan waktu agar dapat menyelesaikan pembebasan lahan untuk proyek tol Trans Sumatera ini bisa selesai akhir tahun.

"Lahan yang dibebaskan 80 persen dari total keseluruhan. Ini sekarang kami terkendala pembebasan tanah yang ada di hutan. Jadi sulit membayarnya," ujar Herry, Senin (24/10).

Sisa lahan yang belum dibebaskan tersebut yakni, ruas jalan tol Medan-Binjai dan Bakauheni-Terbanggi Besar. Pemerintah menargetkan semua ruas tol sudah memasuki proses konstruksi pada tahun 2017, terutama untuk ruas tol Medan-Binjai yang ditargetkan dapat selesai konstruksinya pada 2017.

"Medan-Binjai kan harus selesai tahun depan jadi harus kami kejar," terang Herry.

Perlu diketahui, pemerintah menetapkan delapan ruas jalan tol proyek Trans Sumatra hingga 2019, di antaranya Medan-Binjai 17 kilometer, Palembang-Indralaya 24,5 kilometer, Pekanbaru-Dumai 135 kilometer, Bakauheni-Terbanggi Besar 155 kilometer, Terbanggi Besar-Pematang Panggang 100 kilometer, Pematang Panggang-Kayu Agung 85 kilometer, Palembang Tanjung Api-Api 90 kilometer, Tebing Tinggi-Kisaran 60 kilometer.

Realisasi Proyek Tol dalam RPJMN 2015-2019

Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan proyek jalan tol dengan total sepanjang 1.060 kilometer yang direncanakan sejak 2015, kini baru terealisasi 18 persen atau sekitar 176 kilometer. Di mana 132 kilometer merupakan jalan tol yang beroperasi sejak tahun lalu, dan 44 kilometer beroperasi mulai tahun ini.

Masalah klasik berupa ketersediaan dan pembebasan tanah masih menjadi kendala utama dalam pembangunan jalan tol. Diakui Herry, hal tersebut terkadang membuat realisasi mundur dari target yang sudah direncanakan.

“Karena kadang-kadang yang sudah diperkirakan, tanahnya enggak kunjung selesai. Pembebasan lahannya itu menjadi kendala,” ungkap Herry.

Herry menargetkan hingga akhir tahun 2016, total jalan tol yang dapat dioperasikan mulai tahun ini dapat menyentuh 70 kilometer. Dengan demikian, jika dijumlah dengan penyelesaian jalan tol akhir tahun, maka menjadi 202 kilometer atau sekitar 20 persen dari target penyelesaian hingga 2019.

Menurutnya, jika pembebasan lahan sudah teratasi, maka proses konstruksi akan berjalan mulus dan penyelesaian ruas tol per tahunnya dapat semakin meningkat, sehingga tahun 2019 dipastikan selesai dan dapat beroperasi.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Dardani