Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Empat ABK Selamat, Satu Tewas dalam Sekapan Perompak Somalia
Oleh : Redaksi
Senin | 24-10-2016 | 10:46 WIB
WNI_Disekap_Perompak_Somalia1.jpg Honda-Batam

Seorang ABK Indonesia Tewas dalam Sekapan Perompak Somalia. (AFP Photo/Stringer)

BATAMTODAY.COM, Batam - Empat orang anak buah kapal asal Indonesia berhasil dibebaskan setelah disekap selama 4,5 tahun oleh perompak di Somalia. Mereka dibebaskan pada Sabtu akhir pekan lalu setelah melalui perundingan dan negosiasi panjang.

Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, mengatakan keempat WNI tersebut adalah bagian dari 26 ABK yang diculik dari kapal ikan Taiwan, yang dioperasikan oleh salah satu perusahaan Oman pada tahun 2012 lalu. Selain dari Indonesia, para ABK berasal dari Kamboja, China, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Sebenarnya ada 29 ABK dalam kapal itu, namun beberapa di antara mereka tewas dalam penyerangan atau meninggal karena sakit saat disandera. Salah satu yang tewas adalah ABK asal Indonesia.

"Kami telah berhasil membebaskan 4 dari 5 WNI yang disandera. Satu orang WNI meninggal saat proses penyanderaan karena menderita malaria yakni Nasirin asal Cirebon," ucap Retno dalam konferensi pers di Gedung Kemlu, Senin (24/10/2016).

Retno menjelaskan, empat WNI yang berhasil dibebaskan atas nama Sudirman (24) berasal dari Medan, Adi Manurung (24) dari Medan, Elson Pesireron (32) dari Ambon, dan Supardi (34) tahun dari Cirebon.

Keempat WNI itu harus melakukan pemeriksaan kesehatan yang memakan waktu beberapa hari sebelum bisa dipulangkan ke Indonesia. Saat ini, kata Retno, para ABK termasuk empat WNI telah diterbangkan ke Nairobi, Kenya, menggunakan pesawat PBB.

"Proses pelepasan sandera terus dilakukan oleh pihak Kemlu dan BIN bekerja sama dengan negara lain terkait dengan bantuan LSM Internasional dan PBB," kata Retno.

Retno mengatakan selama dua tahun terakhir Kemlu RI terus melakukan koordinasi dengan keluarga ABK di Indonesia. Negosiasinya sendiri berlangsung alot dan panjang, tidak diketahui apakah ada pembayaran tebusan dalam hal ini.

"Pada akhirnya, keselamatan para WNI di luar negeri tetap menjadi prioritas pemerintah Indonesia," tutur Retno menambahkan.

Kapal Naham 3 berbendera Oman yang diawaki para ABK tersebut dibajak pada Maret 2012 di selatan Seychelles.

Penyanderaan terhadap awak Naham 3 ini menjadi kasus terlama kedua yang dilakukan oleh perompak Somalia. Sebelumnya pada Februari 2015, perompak Somalia juga membebaskan empat orang awak kapal FV Prantalay setelah disandera sejak April 2010.

Aksi perompak Somalia menjadi mimpi buruk aktivitas maritim dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, perompak Somalia kerap meminta uang tebusan untuk setiap kapal yang dibajak di lepas pantai Somalia sehingga berimbas pada menurunnya pendapatan dari sektor pariwisata di negara-negara sekitarnya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha