Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Begini Loh Strategi Mentan agar Indonesia Kurangi Impor Bahan Pangan
Oleh : Redaksi
Jum'at | 14-10-2016 | 14:50 WIB
Mentan-di-Lingga1.jpg Honda-Batam

Mentan Amran saat penyamaian benih padi organik di sawah yang baru dibuka oleh Bupati Lingga H Alias Wello bekerjasama dengan TNI AD, Desa Bukit Langkap, Rabu (7/9/2016). (Foto: Dok)

BATAMTODAY.COM, Sulawesi Selatan - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa Indonesia sudah mulai meninggalkan impor bahan pangan seiring dengan naiknya produksi bahan pangan dalam negeri seperti bawang, jagung, beras dan cabai.

Amran menuturkan, peningkatan produksi pertanian seperti beras terlihat pada pergeseran harga yang lebih murah dibandingkan dengan tahun yang lalu di saat tidak musim panen.

"Tahun lalu harga beras ketika saat musim kemarau ini Rp9.000 per kilogram, sekarang Rp7.400, ada juga Rp7.300 dan Rp7.000 per kilogram di lapangan, itu artinya ada selisih Rp1.500 per kilogram dan itu luar biasa," tuturnya di Bone, Sulawesi Selatan, Kamis (13/10/2016).

Untuk komoditas bawang putih, biasanya Indonesia impor dari Thailand, Vietnam, Myanmar. Tetapi tahun ini tidak impor. Demikian juga dengan beras ketan.

Bagaimana cara Amran menurunkan impor bahan pangan?

Salah satu caranya adalah melalui pengetatan importasi bahan pangan. Cara ini dilakukan untuk menekan inflasi dengan menaikkan kesejahteraan. Dengan demikian, disparitas harga antara produsen dan konsumen stabil dan tidak terlalu besar.

Cara lain, yakni dengan meningkatkan produksi hasil pertanian dalam negeri. Untuk cara ini, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah melakukan beberapa program.

Program yang terbaru adalah upaya khusus percepatan populasi sapi indukan wajib bunting (upsus siwab).

Menurut Amran, upsus siwab mencakup dua program utama yaitu peningkatan populasi melalui Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (Inka).

Berdasarkan data Kementerian Pertanian menargetkan produksi daging sapi dan kerbau pada 2015 mencapai 410.000 ton atau setara 550.000 ton dalam bentuk karkas.

Angka itu naik dibandingkan target pada 2014 yang sebesar 370.000 ton daging atau setara 460.000 ton karkas.

Program lain, yakni dengan menambah luas tanam di beberapa wilayah di Indonesia. Terutama untuk produksi beras.

Kementan menargetkan penambahan luas tambah tanam padi di tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah selama periode Juli-September 2016 sebanyak 60.696 hektar. Hingga April-Juni sudah terealisasi penambahan luas tanam sebanyak 173.200 hektar.

Sumber: BBC
Editor: Udin