Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

MIKTA akan Jadikan DPR Parlemen Modern
Oleh : Irawan
Sabtu | 08-10-2016 | 09:40 WIB
Akom-bali.jpeg Honda-Batam

Press Gathering digelar diskusi bertema “Melindungi Bali, sebagai Destinasi Wisata Berkearifan Lokal”. (Foto: Irawan)

BATAMTODAY.COM, Denpasar - Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan, forum multilateral lima negara yang tergabung dalam MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia), yang digelar di Tanzania, Australia, sangat produktif untuk menjadikan DPR Indonesia menjadi parlemen modern.

 

“Tentunya forum itu sangat produktif apalagi forum atau pertemuan konsultatif dari lima negara yang membahas lima agenda penting,” kata Ade Komarudin saat membuka press gathering wartawan koordinatoriat DPR di Bali, Jumat malam (7/10/2016).

Press Gathering digelar diskusi bertema “Melindungi Bali, sebagai Destinasi Wisata Berkearifan Lokal”.

Akom mengatakan, kalau dia baru saja mendarat di Bali setelah menghadiri forum tersebut. Kemudian menghadiri acara press gathering untuk menyampaikan hasil pertemuan itu ke para jurnalis.

Menurut politisi partai Golkar itu forum membahas sejumlah agenda penting yakni keterbukaan parlemen, dan akuntabilitas parlemen, security parlemen. Terkait dengan keterbukaaan parlemen, menurut Akom, parlemen di negara lain sudah melaksanakannya dengan maksimal.

Dia mencontohkan DPRD Tanzania misalnya. Menurut dia, memang tidak berbeda dengan balkon di ruang rapat atau ruang sidang DPR.

Namun balkon di DPRD Tanzania dibalut dengan kaca untuk mencegah hal yang tak diinginkan. Tapi di situ disediakan televisi monitor bagi masyarakat yang ingin mengikuti sidang. Tak itu saja segala informasi terkait dengan kinerja DPRD Tanzania bisa diakses diberbagai situs.

“Namun DPR kita belum mengelola dengan baik situs untuk mensosialisasikan produk legislasi yang dihasilkan DPR,” ujar Akom.

Sedangkan dari sisi security parlemen pun demikian. Pengamanan gedung parlemen dari lima negara anggota MIKTA menurut dia sangat luar biasa. Pengamanan berlapia dan dijaga oleh tentara dan polisi.

Sementara pengamanan gedung DPR dan DPRD di Indonesia sangat terbuka, bahkan sangat telanjang. Memang pengamanan diserahkan kepada pamdal.

“Artinya security parlemen kita juga sudah ada namun belum dilaksanakan secara konsisten. Ini sangat berbahaya. Karena sangat berpeluang di bom. Jadi perlu pengamanan berlapis” ujar Akom.

Editor: Dardani