Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rencanakan Pembunuhaan Melalui SMS, Tiong Kie Dihabisi Karena Tak Bayar Gaji
Oleh : Charles
Rabu | 21-09-2011 | 20:05 WIB
Eksekusi_Ripen_mengikat_tangan_korban_serta_peran_rekanya_yang_lain_dalam_mengambil_dan_merampas_dompet_dan_hand_Phond_Korban_Tiong_Kie.JPG Honda-Batam

Eksekusi Ripen mengikat tangan korban serta peran rekanya yang lain dalam mengambil dan merampas dompet dan hand Phond Korban Tiong Kie

TANJUNGPINANG, batamtoday - Empat tersangka pembunuhaan toke ikan korban Tiong Kie (50), dihabisi karena tidak membayar gaji keempat pekerja ternak dan kebunnya, Namun tragisnya, pembunuhaan dengan cara diikat dan mulut dilakban ini, direncanakan para tersangka melalui SMS. 

Hal itu terungkap dalam rekonstrusksi ulang, yang dilakukan keempat tersangka masing-masing Imam, Pendi, Dadang dan Ripen, yang dimulai dari pos penjagaan gudang lele tempat usaha korban, di Gang Gudang Pabrik garan Pelabuhaan Lecun Sei Jang-Tanjungpinang hingga ke kebun tempat bekerja tersangka Iman dan Dadang bahkan ke Pelabuhan Pelni Kijang-Bintan,Selasa (21/9/2011).

Dalam rekonstruksi yang langsung diperankan masing-masing terdakwa, diawali dengan dua tersangka, masing-masing Ripen dan Pendi yang sedang duduk-duduk di sebuah bangku pos jaga sekitar 10 meter dari rumah korban, kedua tersngaka duduk di pos tersebut, setelah sebelumnya, keduanya meminta gaji kerja, namun belum dapat dibayarkan korban, dengan alasan uang korban dari pengiriman barang dagangannya belum didapat.

"Sore itu, pertama saya duduk disini dengan Pendi, sambil SMS-an dengan kawan yakni Imam dan Dadang yang saat itu berada di tempat kerjanya Sei Licin),"kata tersangka Ripien.

Tak lama berselang, tiba-tiba Ripen dipanggil Tiong Kie, ke bangku sekitar 5 meter didepan rumah-nya. Disana, Ripen kembali meminta Gaji-nya, dengan mengatakan," Bos, kapan gaji kami dibayar,"ujar Ripien, yang saat itu menurutnya dijawab secara kasar oleh korban Tiong Kie, dengan mengatakan," Kamu mau uang-uang saja," sambil menunjuk-nunjuk kepala tersangka.

Bahkan saat itu, Ripen juga mengaku, dirinya sempat ditampar oleh korban, yang dibalasnya dengan sekali pukulan tepat pada rahang sebelah kiri korban, saat mereka duduk hingga membuat korban rubuh dan terjatuh.

"Saat itu, dia-pun tersungkur dan rubuh ke lantai, dan selanjutnya tanganya saya pegangi dan tarik kebelakang," jelas Ripien.

Selanjutnya, mendengar kegaduhan tersebut, tersangka Pendi dan dua rekanya lainnya, Imam dan Dadang, yang sudah datang dan berada di Pos jaga, lokasi milik korban langsung menghampiri, Ripen dan korban. Saat itu, karena sudah sama-sama jengkel, selanjutnya, Pendi dan Ripen dibantu Dadang, memegangi dan mengambil dompet serta HP milik korban.

Selanjutnya, Ripien dan Dadang mengikat tangan korban Tiong Kie dengan tali plastik dan menutup mulut korban dengan lakban yang sebelumnya, diambil oleh Pendi.

"Saat dia kami berdirikan, saya juga sempat nanya, kapan gaji kami dibayar, dia jawab, sekarang saya tidak ada uang, kiriman uang belum masuk,"ujar Pendi menirukan ungkapan korban.

Selanjutnya, tidak ada jawaban pasti atas penagihan gajinya, selanjutnya, tiga dari empat tersangka membawa korban Tiong Kie ke dalam kamar rumahnya, dengan tangan terikat di belakang dan mulut tertutup lakban.
 
Di dalam rumah, Ripen dan imam yang menahan dan memegangi korban, langsung membawa ke dalam kamar dan mendudukan korban di sebuah kursi. Disana, korban kembali ditanya Pendi,"Kapan gaji kami bisa dibayar...?," yang dijawab korban dengan mengatakan, "Saat ini saya tidak ada duit, kalu kau tak percaya, cek sendiri aja di ATM," ujar korban sambil meminta Pendi untuk mengambil ATM BCA di dalam dompetnya yang sudah ambil sebelumnya.

"Saat itu, saya tanya, berapa nomor Pin ATM, lalu dia sebutkan, dan saya tulis didalam kertas nota," ujar Pendi.