Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kisah William, Sang Juragan Tempe di London
Oleh : Redaksi
Sabtu | 24-09-2016 | 08:12 WIB
tempe_william_mitchellbybbc.jpg Honda-Batam

William memproduksi dan memasak tempenya sendiri. (Foto: BBC)

 

SEORANG pemilik warung tempe di London mengatakan ia sangat suka tempe dan belajar di banyak kota di Jawa sebelum memutuskan untuk memproduksi sendiri dan menjual makanan Indonesia ini.

 

William Mitchell yang memulai usaha dengan membuka warung tenda di London dua setengah tahun lalu mengatakan sejak mencoba makan tempe -saat tinggal di Jakarta 10 tahun lalu- ia langsung suka.

Menjawab pertanyaan sejumlah pembaca BBC Indonesia melalui Facebook Live, William mengatakan, "Saya suka tempe, dan saat pulang ke Inggris tak ada tempe."

"Saya pikir kalau saya suka tempe, dan saya mengambil risiko dengan mulai produksi dan jual tempe," kata William menjawab pertanyaan Tina Aqilasha Queennaya El-fariza.

William berjualan di warungnya selama tiga hari dan selebihnya dipakai untuk produksi dan memasak tempe, yang dibuatnya dengan resep kari kuning dan tempe jinten.

"Kari kuning ini sebenarnya lodeh," kata William yang menjawab pertanyaan para pembaca Rabu (21/09) lalu setelah selesai berjualan.

Ia bercerita ia datang pagi dari kediamannya yang berjarak sekitar dua setengah jam dari London untuk mendirikan tenda dan bersiap-siap untuk melayani makan siang pelanggannya.

"Saya belajar di banyak tempat. Di Malang, Blitar, Yogyakarta, Bandung, Jakarta. Jadi rasa tempe saya seperti yang di Jawa," ungkapnya.

Sumber; BBC Indonesia
Editor: Dardani