Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lewat Pantun dan Syair, Guru Ini Berikan Nasihat dan Kritik kepada Mario Teguh
Oleh : Nur Jali
Minggu | 18-09-2016 | 11:25 WIB
guru-Desrizal(1).jpg Honda-Batam

Desrizal, Guru Madrasah Tsnawiyah Negeri Singkep, dengan nama akunnya Rizal Sanji. Berbagai kritik dan nasihatnya menjadi trending topic setiap pemberitaan nasional dan daerah selalu dilampiaskan guru pemantun dan penyair ini lewat kata-kata yang disusun indah (Foto: Nur Jali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Sebagai orang Melayu, tentunya pantun dan syair merupakan karya sastra yang khas dan indah yang diturunkan dari generasi ke generasi. Namun, perkembangan teknologi dan zaman saat ini, pantun dan syair seakan ditelan zaman dan ditinggakan generasi muda Melayu.

Tapi tidak bagi Desrizal, seorang pendidik yang mengabdikan dirinya di Madrasah Tsnawiyah Negeri Singkep. Dengan nama akunnya Rizal Sanji, berbagai kritik dan nasihatnya yang menjadi trending topic setiap pemberitaan nasional dan daerah selalu dilampiaskan guru pemantun dan penyair ini lewat kata-kata yang disusun indah.

Salah satu yang menjadi trending saat ini, tentang sosok Mario Teguh, sang maestro motivator yang kini tengah dihebohkan penolakannya untuk mengakui seorang anak dari hasil pernikahannya dengan istri pertamanya.

Dengan kata-kata bijaknya, Rizal Sanji membuat syair tentang maestro motivator itu, berikut isinya:

Kata dirangkai sangat indah
Menjadi impuls telinga didedah
Semangat dipacu pikir dibedah
Cakap pintar kerja tak mudah

Tahu hidup Allah mengatur
Manusia hidup pasti terbentur
Hilang kata hambar tutur
Kini maestro dihadapan catur

Begitulah sosok Rizal Sanji, jika kita membuka akunnya hampir tak terlihat satu kalimat status nya yang tidak merangkai kata dengan syair dan pantun. Bahkan pengalaman-pengalaman pribadinya selalu dilampiaskan guru penyair dan pemantun ini lewat kisah syair dan pantun.

Berikut kritikannya lewat syair dan pantun ketika menyaksikan berita nasional dan internasional yang menjadi trending topik, yang diberinya judul Tiga Berita.

Berita dari Kota Pyongyang
Wakil perdana menteri nyawe melayang
Salah duduk badan bergoyang
Ini nyata sulit dibayang

Terselip berita negeri philipina
Gembong narkoba dibuat merana
Tembak ditempat cara hina
Generasi muda ingin dibina

Ini berita nusantara raya
Remisi koruptor selalu diupaya
Bangun penjara kurang biaya
Kalau penuh tampung tak berdaya

6 September 2016

"Saya selalu menulis syair, tapi kadang mirip dengan pantun, kalau mau di beritakan silahkan," kata Desrizal nama aslinya ini, saat BATAMTODAY meminta agar apa yang dilakukannya di publikasikan untuk kepentingan berita.

Lulusan sastra Universitas Jambi ini tidak bermaksud ingin menjadikan postingan-postingan nya sebagai sesuatu yang negatif. Dan dirinya juga tidak berharap agar apa yang dibuatnya menjadi terkenal, namun untuk mencari para pengguna facebook seperti beliau tidaklah mudah.

Banyak kalimat-kalimat postingan yang di tampilkan di Facebook saat ini, tanpa memperhatikan sara dan bahkan kata-kata yang tidak sewajarnya, disampaikan di publik. Tapi dengan postingan-postingan dari Akun Rizal Sanji selain dapat membudayakan budaya Melayu, namun apa yang dibuat olehnya juga sangat kreatif dan pantas di sanjung.

Pria kelahiran 7 Desember 1967 ini, bermaksud ingin membudayakan postingan-postingan yang positif dan berbudaya dan bagaimana cara memanfaatkan perkembangan teknologi dan media sosial dengan hal yang positif, khususnya bagi generasi muda.

Postingannya dari tahun 2011 hingga sekarang tak terlepas dari kalimat-kalimat pantun dan syair. Bahkan cerita-cerita hikayat yang menarik hasil karyanya sendiri juga sering di posting.

"Pengguna media sosial contohnya facebook, di lingga sendiri sudah menjamur," Kata Ardi salah satu pemerhati media sosial, yang memberikan informasi agar akun tersebut layak di publikasikan, Sabtu (17/9/16).

Hampir setiap informasi yang berkembang di media sosial selalu cepat di terima oleh masyarakat. " Kalau dulu informasi kedai kopi lebih cepat, tapi sekarang di kedai kopi informasinya juga dari media sosial," cetusnya.

Perkembangan media sosial di daerah ini diharapkan mampu memberikan efek positif bagi masyarakat. Pengguna media sosial di daerah khususnya lingga sendiri saat ini tidak memandang batas usia, baik anak-anak, remaja hingga usia senja. Sehingga hal ini harus dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Lewat postingan yang positif, dan bisa juga dengan sastra dan budaya, akan membantu dalam mencerdaskan para penggunanya," sebutnya.

Editor: Surya