Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Obama Pecah Rekor Bantu Militer Israel
Oleh : Redaksi
Rabu | 14-09-2016 | 11:06 WIB
netanyahu_obamabyap.jpg Honda-Batam

PM Israel Netanyahu dan Presiden Obama. (Foto: AP)

 

BATAMTODAY.COM, Washington DC - Amerika Serikat akan memasok bantuan militer kepada Israel untuk 10 tahun ke depan senilai $38miliar (Rp500 triliun) - bantuan terbesar dalam sejarah AS. Saat ini nilai bantuan militer AS kepada Israel $ 3,1 miliar per tahun.

 

Namun, disebutkan, kini Israel harus membuat sejumlah konsesi untuk memperoleh dana itu. Perjanjian yang akan ditandatangani pada Rabu (14/9) itu buah dari 10 bulan perundingan.

Pakta disetujui, kendati pemerintahan Obama frustrasi atas pembangunan permukiman Israel di wilayah pendudukan.
Perjanjian, yang menggantikan paket 10 tahunan yang akan berakhir pada 2018 itu, "merupakan kesepakatan terbesar tentang bantuan militer bilateral dalam sejarah AS," kata Departemen Luar Negeri.

Bantuan itu antara lain berupa dana $500 juta per tahun untuk program pertahanan rudal.

Tapi pakta itu antara lain mengharuskan penyaluran semua dana melalui industri pertahanan Amerika, bukan kontraktor militer Israel sendiri.

Israel juga tidak boleh mencari dana tambahan dari Kongres di luar apa akan tercantum dalam paket baru ini.

Obama berusaha menunjukkan dukungannya terhadap keamanan Israel untuk melawan kritik bahwa pemerintahannya tak sepenuhnya mendukung sekutu AS di Timur Tengah itu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengisyaratkan ia mungkin menunggu pengganti Obama dengan harapan memperoleh kesepakatan yang lebih baik.

Hubungan antara kedua pemimpin berubah jadi lebih dingin sejak Maret 2015, ketika Netanyahu muncul di Kongres AS untuk melobi agar kongres menentang kesepakatan AS dengan Iran yang diusahakan oleh Obama.

Para pejabat mengatakan Obama dan Netanyahu mungkin akan bertemu dalam pembicaraan di pertemuan Majelis Umum PBB pekan depan di New York.

Pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur juga merupakan titik sengketa antara kedua sekutu ini.

Bulan lalu, Gedung Putih mengecam Israel terkait "percepatan dramatis" pembangunan pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki.

Washington juga mengatakan kebijakan Netanyahu, serta kekerasan Palestina, menghambat tercapainya kesepakatan damai.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani