Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Setelah LKS, Ini Bisnis Baru Guru di Tanjungpinang
Oleh : Habibie Khasim
Senin | 05-09-2016 | 18:26 WIB
ilusrasi-terobosan.gif Honda-Batam

Ilustrasi kegiatan terobosan disekolah (Sumber foto: okezone.com)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Setelah menjadi kurir Lembar Kerja Siswa (LKS), ternyata dunia bisnis oknum guru di Tanjungpinang semakin melebar. Meskipun kegiatan ini sudah setiap tahun dilakoni para guru, namun dinas pendidikan terkesan tutup mata dan menghalalkan apa saja yang guru lakukan. Bisnis yang digeluti para guru setelah LKS, adalah kegiatan terobosan.

Padahal, ujian nasional (UN) masih jauh di pertengahan tahun depan. Namun dengan sigap, sejumlah oknum guru tak melewatkan kesempatan tersebut untuk mengajak siswa melakukan trobosan. Ada sekolah yang telah memulainya sejak September ini, namun ada juga yang malah belum melakukannya.

Cara untuk mendapatkan alibi pun sama, yaitu mengumpulkan orangtua, kemudian mengharapkan adanya persetujuan dari beberapa pihak yang dominan, dan yang menolak "menangis" kebingungan, karena ada mahar yang disepakati dalam kegiatan terobosan ini.

Terkait mahar, Kepala Dinas Pendidikan, Huzaifa Dadang Abdul Gani, telah sering kali mengatakan kepada awak media bahwa guru boleh melakukan apa saja asal sesuai ketentuan. Namun tetap memperhatikan kesanggupan atau penolakan dari walimurid lain.

"Jika memang dia warga tidak mampu, jangan dipaksa, lakukan subsidi silang, jangan memberatkan siswa dan orangtua, guru tidak boleh melakukan itu," ujar Dadang di setiap wawancara dengan media mengenai pungutan dan penjualan LKS.

Namun, Dadang seperti tidak dianggap oleh para guru, demi keuntungan, aturan yang dibuat oleh Kepala Dinas, tidak diindahkan oleh mereka.

Sekolah yang BATAMTODAY.COM temui melakukan hal tersebut yaitu salah satu sekolah yang ada di Kelurahan Tanjung Unggat. Guru memungut sekitar Rp80 ribu per siswa untuk mengikuti terobosan tersebut.

"Kami tidak bisa menolak, karena takut nanti anak kami nilainya rendah, atau gimana, makanya kami setuju saja, sebenarnya kalau lagi nggak ada uang, bingung juga bayar segitu," ujar salah satu walimurid SD yang belum bisa BATAMTODAY.COM sebutkan tersebut.

Menurut orangtua siswa tersebut, pembayaran dilakukan dimuka. Sekarang mereka sudah meminta uang terobosan tersebut, namun dia masih belum ada, sehingga mengaku mengacuhkan saja. Untuk jumlah siswa sendiri, ada sebanyak 30-an orang.

"Dari terbosan dapatlah sekitar Rp2,5 juta, ya mungkin tidak tersentuhlah gajinya, dari uang trobosan ini saja. Bingung juga, kenapa ya guru begitu, sekarang masih bulan 9, Ujian Nasional masih sangat lama. Ya bagus sih bagus, cuma anak saya kan juga belajar setiap hari di sekolah, apa nggak sama dengan terobosan?" ujar wali murid tersebut.

Dari informasi yang BATAMTODAY.COM dapati dari pihak sekolah, memang mereka mengakui adanya praktek trobosan di sekolah tersebut. Dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu setiap sore hari. Untuk mendapatkan kejelasan tersebut, sayangnya BATAMTODAY.COM belum dapat menjumpai guru ataupun Kepala Sekolah yang berwenang di sekolah tersebut.

Editor: Udin