Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kerjasama Intelijen Membantu Lawan Terorisme
Oleh : Redaksi
Sabtu | 13-08-2016 | 10:14 WIB
bomafgan.jpg Honda-Batam

Petugas keamanan berkumpul di lokasi pemboman di Quetta, Pakistan (11/8). (Reuters/Naseer Ahmed)

BATAMTODAY.COM, Islamabad - Pakistan menyerukan Afghanistan untuk membantu menciptakan perjanjian intelijen resmi agar kedua negara dapat lebih baik menanggulangi tuduhan bahwa badan mata-mata mereka terlibat dengan kekerasan anti-negara di kedua sisi perbatasan bersama mereka.

 

Penasihat kebijakan luar negeri Perdana Menteri Pakistan, Sartaj Aziz, memperbarui seruan itu di tengah tuduhan bahwa badan intelijen Afghanistan, Direktorat Keamanan Nasional (NDS) terkait pemboman bunuh diri di rumah sakit Quetta pada hari Senin (8/8/2016).

Serangan itu menewaskan lebih dari 70 orang dan melukai puluhan lainnya, dengan sebagian besar korban adalah pengacara masyarakat.

Sebuah faksi sempalan Taliban Pakistan yang disebut Jamaat-ul-Ahrar (JuA), mengaku bertanggung jawab atas pertumpahan darah itu. Amerika Serikat pekan lalu menetapkan faksi itu sebagai organisasi teroris global.

Perjanjian itu mungkin tidak sepenuhnya mencegah terorisme, katanya, tapi ia menegaskan kerjasama antara kedua badan inteligen dalam berbagi informasi aktual tentang kemungkinan gerakan teroris atau lainnya di seluruh perbatasan, akan membantu meminimalkan "kesalahan persepsi dan kesalahpahaman."

Pemerintah Afghanistan mengutuk bom bunuh diri Quetta sebagai serangan teroris dan telah menolak keras tuduhan bahwa badan intelijennya terlibat.

Aziz kemudian membela pernyataan resmi bahwa badan intelijen India mungkin juga telah memanfaatkan kolaborasi dengan mitranya di Afghanistan untuk merencanakan serangan dan melakukan serangan teroris sebelumnya di Pakistan.

Di lain pihak, Kabul telah lama menuduh bada intelijen Pakistan diam-diam memberikan suaka kepada Taliban Afghanistan dan teroris Jaringan Haqqani yang telah melakukan serangan terhadap pasukan lokal dan asing di Afghanistan.

Islamabad mengakui pemberontak Taliban termasuk di antara jutaan pengungsi Afghanistan yang sudah ditampung Pakistan selama lebih dari tiga dekade, tapi membantah memberikan dukungan untuk pemberontakan Afghanistan.

Aziz mengakui bahwa ada ketidakpercayaan dalam hubungan bilateral karena "alasan sejarah", tetapi mengatakan bahwa jika dibentuk, forum kerja sama intelijen yang diusulkan itu akan bermanfaat bagi Pakistan dan Afghanistan.

Sumber: VOA Indonesia
Editor: Dardani