Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lapuk, Berulat, Berkutu dan Berdebu

Bulog Salurkan Raskin Tak Layak Konsumsi di Bintan
Oleh : Harjo
Jum'at | 12-08-2016 | 16:26 WIB
raskinbintan.jpg Honda-Batam

Beras miskin (Raskin) di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, dari Badan Urusan Logistik (Bulog) yang dikeluhankan masyarakat di Bintan Timur dan Gunubgkijang. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Penyaluran beras miskin (Raskin) di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, dari Badan Urusan Logistik (Bulog) kembali dikeluhankan masyarakat di Bintan Timur dan Gunubgkijang. Beras yang didisalurkan ke masyarakat kualitasnya tidak layak konsumsi. Mulai dari sudah lapuk, warna kehitam-hitaman, berulat dan berkutu serta berdebu.

 

“Kami dari kelurahan masih menahan penyaluran beras Raskin ke masyarakat, karena kualitasnya tak layak konsumsi. Selain berulat, berdebu dan pecah-pecah,” ungkap Lurah Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Arief Sumarsono, Rabu (11/8/2016).

Terkait permasalahan tersebut, Kelurahan Kawal akan melakukan rapat bersama RT dan RW untuk membahas beras Raskin tersebut. Dikhawatirkan, masyarakat tidak mau menerima jika beras tidak layak konsumsi itu tetap didistribusikan kepada warga.

"Sengaja akan dirapatkan dulu bersama RT dan RW, agar ada kejelasan. Kalau RT/RW menolak akan dibuat berita acara, bahwa RT dan RW menolak beras Raskin dan dikembalikan ke Bulog,” ujarnya.

Ada pun jumlah warga penerima beras raskin itu sebanyak 217 Kepala Keluarga (KK), dengan total raskin 13.020 kilogram. “Satu KK, satu bulannya dapat 20 kg, dikali 3 bulan jadi 60 kg,” tambah Arief.

Sementara itu, Erdis Suhendri, Kepala Desa Teluksasah, Kecamatan Serikuala Lobam, di Tanjunguban, Jumat (12/8/2016), menyampaikan permasalahan beras miskin (Raskin) untuk warganya memang ada kualitas beras yang tidak layak konsumsi. Namun tidak semua Raskin yang masuk kondisinya tidak layak konsumsi.

"Kalau Raskin yang disalurkan, sebagian besar bagus dan layak. Memang sempat ada keluhan terkait kondisi Raskin, tetapi tidak semua Raskin kondisi isinnya sama. Artinya, sebagian besar Raskin masih layak. Sebelum disalurkan memang pihak desa audah kroscek terlebih dahulu," paparnya.

"Semoga ke depan kondisi beras Raskin bisa lebih baik, sehingga warga yang mendapatkannya bisa benar-benar bermanfaat, terbantu dengan harga dan juga kualitasnya," tambahnya.

Sebelumnya, ratusan Kepala Keluarga (KK) dari Kelurahan Sei Lekop dan Kelurahan Gunug Lengkuas, Kecamatan Bintan Timur, Bintan, mengembalikan beras Raskin ke kantor kelurahan. Karena beras raskin tidak layak konsumsi, antara lain lapuk, kehitam-hitaman, berkutu dan berdebu.

Plt. Lurah Gunung Lengkuas, Ivan Golar Riadi, mengatakan, Bulog sebagai penyalur beras Raskin sudah siap untuk menggantikan beras yang tidak layak konsumsi.

“Masing-masing ketua RT sudah kami sampaikan untuk mengembalikan beras Raskin ke kelurahan kalau tak layak. Nanti diganti dengan yang baru,” katanya.

Editor: Dardani