Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Daftar Pekerjaan Rumah Menkeu Sri Mulyani
Oleh : Redaksi
Kamis | 28-07-2016 | 09:02 WIB
sri_mulyanibybbcindonesia.jpg Honda-Batam

 Menteri keuangan yang baru, Sri Mulyani usai mengikuti upacara pelantikan di Istana Negara. (Foto: BBC Indonesia)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri keuangan yang baru, Sri Mulyani, berjanji akan memperkuat neraca keuangan dan kebijakan fiskal untuk menghadapi guncangan ekonomi global.

 

Hal itu dia utarakan kepada wartawan setelah dilantik sebagai Menteri keuangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/7/2016).
"Yang bisa mengakselerasi kegiatan ekonomi sehingga ekonomi kita bertahan dari goncangan atau tekanan terutama dari lingkungan global yang sangat sulit saat ini," katanya.

Sri Mulyani juga berjanji akan terus memperkuat fondasi perekonomian Indonesia dari sisi masyarakat, private sector, dan tata kelola pemerintahan.

"Tentu saja di dalam melihat seluruh aspek dari APBN, kegiatan anggaran, dan kebijakan fiskal yang sudah ditetapkan maupun yang akan kita tetapkan," ungkapnya.

Dia enggan menjawab pertanyaan seputar kebijakan pengampunan pajak yang ditempuh pemerintah. Dia menggarisbawahi bahwa dirinya akan melanjutkan kebijakan yang sudah digariskan Presiden Jokowi.

Bagamanaipun, setelah dirinya ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri keuangan yang baru, pasar langsung menyambut positif. Indeks Harga Saham Gabungan, IHSG, Rabu (27/07), bahkan sempat menyentuh level tertinggi yaitu 5.300.

Nilai rupiah atas dolar Amerika juga naik 0,29% dibanding hari sebelumnya. Sejumlah analis pasar menyebut apresiasi positif pasar ini sebagai efek Sri Mulyani.

Pengamat ekonomi dan staf pengajar di Universitas Lampung, Bustanul Arifin, mengatakan, situasi yang dihadapi Sri Mulyani sekarang dengan yang dihadapinya saat menjadi Menkeu di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berbeda.

Pada 2008-2009, terjadi krisis ekonomi global yang ditandai kenaikan harga-harga barang, terutama harga pangan. "Dan yang kedua, masyarakat tidak lupa dengan kasus Bank Century, sehingga beliau (Sri Mulyani) tidak begitu tenang bekerja," ujar Bustanul.

Saat ini, lanjutnya, masalah politik yang dihadapi Sri Mulyani "tidak sebesar" seperti tujuh tahun silam. "Mudah-mudahan hutang masa lalu itu, tidak terlalu mengganggu, karena itu yang paling crucial," katanya.

Kondisi sekarang yang dihadapi Sri Mulyani adalah harga komoditas dunia sedang menurun, ujarnya. Yang terpukul, imbuhnya, sektor yang diandalkan pemerintah untuk mendorong ekspor.

"Sekarang bagaimana mendorong paling tidak dengan rekayasa anggaran dan kebijakan fiskal sebagai tanggung jawab beliau (Sri Mulyani) untuk betul-betul memastikan sektor-sektor terdampak bisa tertolong," papar Bustanul.

Bustanul yakin Sri Mulyani mampu melakukannya. "Mampu membaca keadaan global dan itulah yang harus dia pertajam," tandasnya.

Tentang kebijakan pengampunan pajak, dia menduga akan menjadi perhatian utama menteri keuangan yang baru. "Dan beliau paham akan kondisi seperti itu."

Expand