Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Imbauan Kapolri untuk Anak Buah Santoso
Oleh : Redaksi
Jum'at | 22-07-2016 | 15:22 WIB
kapolri-tito-bbc.jpg Honda-Batam

Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (Sumber foto: BBC)

BATAMTODAY.COM - Kepolisian Indonesia menghimbau anak buah Santoso agar "turun dari gunung" untuk mengikuti proses hukum yang berlaku.

 

Apabila mau turun gunung, mereka kemungkinan akan memperoleh keringanan hukuman, kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian. "Mari turun ke bawah ikuti proses hukum," kata Tito Karnavian kepada wartawan di Jakarta, Jumat (22/7/2016) siang.

"Kalau mereka datang sendiri itu menjadi faktor yang meringankan hukuman mereka," tambahnya, dilansir BBC.

Tawaran ini dikeluarkan setelah dipastikan bahwa buronan teroris di wilayah Poso, Santoso, telah tewas dalam operasi penyergapan, awal pekan ini.

Diperkirakan ada sedikitnya 19 anak buah Santoso yang belum tertangkap dan diperkirakan masih berada di wilayah pegunungan Sulawesi Tengah.

Sebelumnya, Menkopolhukkam Luhut Pandjaitan mengatakan pemerintah mempertimbangkan memberi pengampunan kepada 19 orang anak buah Santoso, apabila mereka menyerahkan diri.

Imbauan seruan juga diutarakan Kepala Badan Intelijen Negara, BIN, Sutiyoso yang berjanji akan mengedepankan pendekatan lunak dalam menangani para anggota Santoso.

"Kami akan perlakukan dengan baik kalau mereka menyerah. Tapi kalau mereka tidak mau, ya sudah kami lakukan hard power," kata Sutiyoso, Kamis (21/7/2016).

Operasi Tinombala tidak dihentikan

Dalam keterangannya kepada wartawan, Tito Karnavian mengatakan, dirinya tidak pernah menghimbau agar anak buah Santoso untuk "menyerahkan diri", melainkan meminta mereka untuk "turun gunung".

"Saya tidak pernah mengimbau mereka untuk menyerahkan diri. Karena, menyerahkan diri itu dalam doktrin mereka haram," ungkapnya.

"Jadi bahasanya adalah demi kemaslahatan umat di Poso, karena ada operasi di sana, ada aksi-aksi mereka membuat keresahan, mari turun ke bawah ikuti proses hukum," imbuh Tito.

Ditanya apakah pemerintah akan menghentikan Operasi Tinombala setelah buronan teroris sekaligus pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso dipastikan tewas, Tito memastikan operasi keamanan itu "tidak akan segera dicabut".

Operasi Tinombala digelar tim gabungan TNI-Polri di Poso, Sulawesi Tengah, untuk menumpas kelompok terduga teroris pimpinan Santoso.

Menurutnya, operasi keamanan yang digelar di wilayah Poso, Sulteng, dan sekitarnya itu akan diteruskan "hingga tangan kanan Santoso, Ali Kalora dan Basri" tertangkap.

"Ibarat orang sudah mendesak kemudian kita lepas, kita nanti akan repot lagi ke depan. Tekan dulu mereka sampai tokoh-tokoh penting selesai baik dengan cara keras, koersif, keras, dikejar ditangkap, baik maupun persuasif pendekatan," tegasnya.

"Kalau dicabut sekarang ini bisa muncul kembali, rebound, mereka akan melakukan regrouping, konsolidasi kembali. Momentum yang sangat bagus ketika mereka sudah melemah maka kita harus pressure supaya tekanan semakin tinggi," jelasnya lebih lanjut.

Sumber: BBC
Editor: Dodo