Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gembong Teroris Santoso, Tewas!
Oleh : Redaksi
Rabu | 20-07-2016 | 06:41 WIB
terorissantoso.jpg Honda-Batam

Gembong Teroris Santoso. (Foto: Detik)

BATAMTODAY.COM, Poso - Gembong teroris Indonesia Timur, Santoso, tewas! Pria kurus itu adalah terduga teroris paling dicari di pedalaman Poso dan dikenal memiliki jaringan luas dan kemampuan meyakinkan orang-orang Uighur untuk ikut bergabung. Mabes Polri memastikan bahwa salah seorang korban yang tewas dalam penyergapan di Poso adalah Santoso, terduga teroris yang sudah lama diburu.

 

Kepada wartawan, di depan Rumah Sakit Bhayangkara, Palu, Kepala Operasi Tinombala, Komisaris Besar Leo Bona Lubis mengatakan: "Dari dua yang mati dalam baku tembak itu, salah satunya adalah gembong teroris yang sudah lama dicari-cari, Santoso alias Abu Wardah."

Ia menambahkan satu orang lagi yang tewas bersama Santoso, adalah Mochtar namun belum jelas peran Mochtar dalam kelompok Santoso.

Betapapun, kata Leo Bona pula, kepastian identitas itu baru didasarkan dari wajah dan berbagai tanda yang dicocokan dengan data yang dimiliki aparat. "Kita tetap perlu menunggu hasil tes DNA, dalam beberapa hari mendatang," katanya.

Sebelumnya, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Juru bicara polisi, Irjen Polisi Boy Rafli Amar menyebutkan masih akan melakukan identifikasi oleh keluarga dan kawan-kawan Santoso, serta pemeriksaan DNA.

Kini, setelah tewasnya Santoso, polisi mengantisipasi kemungkinan adanya "serangan balasan". "Petugas di lapangan tetap meningkatkan kewaspadaan walaupun sudah ada di antara mereka yang dilemahkan dan dilumpuhkan bukan berarti mereka akan berhenti," jelas Irjenpol Boy.

Baca Juga: Pasukan Kostrad Tembak Mati Pria Mirip Gembong Teroris Santoso

Boy mengatakan operasi menjadi pukulan bagi kelompok Santoso karena secara kuantitas kelompok Santoso memang berkurang walau tetap harus diwaspadai.

"Kita tetap, melakukan aktivitas untuk mendekteksi jaringan, jadi jaringan yang terduga berkaitan berafiliasi dengan kelompok ISIS. Tugas densus 88 ini antara lain adalah itu," tambah Boy.

Dia menjelaskan selain Santoso, sosok yang menggantikannya kepempimpinannya adalah Basri yang juga dianggap memiliki kemampuan yang sama.

Boy menambahkan senjata yang berhasil disita di lokasi berupa satu pucuk M16 dari tangan pelaku yang tertembak. "Senjata pabrikan diimpor dari mana kita belum bisa indentifikasi, nanti sambil berjalan dengan identifikasi terhadap jenazah dan senjata."

"Biasanya ada tanda-tanda dari mana senjata diperoleh, dari nomor senjata atau tanda-tanda khusus yang ada dalam senjata, yang katakanlah berasal dari luar," jelas Boy.

Betapa pun, Boy Rafli mengatakan, tewasnya Santoso akan memiliki dampak yang besar terhadap jaringan teroris di Indonesia.


"Dia memiliki jaringan yang cukup luas dan kemampuan dalam meyakinkan orang-orang Uighur untuk ikut bergabung," jela Boy.


Kepolisian menyebutkan lebih dari 10 orang asal Uighur, Cina, bergabung dengan kelompok Santoso. Beberapa diantara warga Uighur itu tewas dan sejumlah lainnya diadili.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani