Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bila Rakyat Marah pada Tentara!
Oleh : Redaksi
Minggu | 17-07-2016 | 08:00 WIB
turki_tentara-kudetabygetty.jpg Honda-Batam

Warga Turki menunjukkan kemarahannya terhadap anggota tentara yang diduga terlibat upaya kudeta. (Foto: Getty)

BATAMTODAY.COM, Ankara - Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan, bahkan oleh tentara! Rakyat Turki telah membuktikannya, Jumat (15/7/2016) malam waktu setempat.

 

Tank baja dan moncong senjata tak mampu menembus api semangat rakyat Turki. Apalagi, setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan muncul di televisi nasional beberapa jam setelah kudeta. Dalam pidato yang disiarkan dari airport Istanbul, Erdogan berjanji mengalahkan setiap upaya untuk menggulingkan pemerintahannya.

"Mereka yang mengemudikan tank akan harus kembali ke tempat mereka berasal," tutur Erdogan, Sabtu dini hari, 16 Juli 2016 setelah percobaan kudeta yang gagal.

Anasir tentara Turki yang melawan kehendak rakyat itu pun, jatuh! Tersungkur di kaki rakyat Turki. Mereka pun kocar-kacir mencari suaka.

Sebuah helikopter militer Turki dilaporkan telah mendarat di utara Yunani dengan ditumpangi delapan orang yang meminta suaka politik.

Helikopter ini dilaporkan mendarat di Kota Alexandroupolis di wilayah utara Yunani. Pemerintah Turki meminta agar para peminta suaka itu diserahkan ke Turki.

Sementara itu, sekitar 2.800 tentara Turki, termasuk sejumlah perwira tinggi, telah ditangkap karena dianggap terlibat upaya kudeta, kata Perdana Menteri Turki Binali Yildirim.

Dalam keterangannya kepada pers, Binali Yildrim menyebut korban tewas terkait upaya kudeta yang gagal itu terus bertambah.
Ratusan orang tewas

Sampai berita ini dituliskan, lebih dari 161 orang tewas, sementara yang terluka sekitar 1.440 orang. Mereka sebagian besar adalah warga sipil.

Baca Juga: Militer Turki Kudeta!

Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, menggambarkan upaya kudeta pada Jumat (15/07) malam itu sebagai noda hitam dalam demokrasi Turki.

Dia mengatakan, orang-orang yang mengambil bagian dalam kudeta tersebut sebagai kelompok teroris dan lebih buruk dari organisasi militan Kurdi atau PKK.

Kepada pers, Binali Yildirim juga secara tidak langsung menuduh sosok ulama yang mengasingkan diri ke AS, Fethullah Gulen, sebagai otak di balik upaya kudeta tersebut.

Gullen, berusia 70-an tahun, pernah menjadi teman dekat Erdogan. Belakangan Erdogan menuding Gullen mencoba menggulingkannya.

Ajaran Gulen berkembang menjadi Gerakan Hizmet, aliran Islam yang toleran, dan diyakini memiliki jutaan pengikut di sekitar 150 negara. Banyak di antara pengikut Gerakan Hizmet berasal dari kalangan kepolisian dan kehakiman yang berpengaruh di Turki.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani