Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Presiden Turki Perintahkan Rakyatnya Lawan Kudeta Militer
Oleh : Redaksi
Sabtu | 16-07-2016 | 10:14 WIB
pres-turki.jpg Honda-Batam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan coba digulingkan melalui kudeta militer. (Sumber foto: CNN)

BATAMTODAY.COM, Turki - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan kudeta oleh militer terhadap dirinya tidak bisa dibenarkan. Erdogan bahkan menyerukan rakyat Turki turun ke jalan untuk melawan pemberontakan oleh militer.

Pernyataan ini disampaikan Erdogan dalam wawancara melalui video-chat menggunakan aplikasi Facetime di iPhone dengan CNN Turk, Sabtu dini hari (17/7/2016). Militer di Istanbul telah menyatakan mengambil alih pemerintahan "demi menjaga demokrasi" dan menerapkan hukum darurat militer.

Erdogan menyerukan rakyat untuk melawan kesewenangan tersebut.

"Turunlah ke jalan dan beri mereka jawaban," kata Erdogan dalam wawancara itu.

Saat itu Erdogan berbicara dari Marmaris, kota pesisir Turki, saat tengah berlibur. Dia akan segera kembali ke Ankara.

"Saya akan datang ke alun-alun Ankara, kudeta ini dilakukan dari luar rantai komando. Mereka yang bertanggung jawab akan dihukum," lanjut dia.

Sebelumnya, Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, mengatakan upaya kudeta tidak akan berhasil. Kepada kantor berita Turki, Anadolu, Yildirim mengatakan kudeta itu "adalah upaya melawan demokrasi dan kehendak rakyat. Mereka yang melakukannya akan membayar harga yang mahal."

Di Istanbul, militer menutup dua jembatan yang melintasi selat Bosphorus. CNN Turk memperlihatkan dua kendaraan militer dan barisan tentara yang menutup akses ke jembatan tersebut, lalu lintas dialihkan.

Seluruh penerbangan di bandara Ataturk, Istanbul, dialihkan.

Tentara mengambil alih stasiun televisi TRT milik pemerintah, lalu mengumumkan jam malam dan darurat militer. Dalam pernyataannya, militer mengatakan negara kini diperintah oleh "dewan perdamaian" untuk memastikan keamanan rakyat.

Partai oposisi Turki menyatakan mendukung Erdogan dan menentang upaya kudeta. "Negara ini telah banyak menderita akibat kudeta," ujar pernyataan partai oposisi Turki, Partai Rakyat Republik.

Erdogan telah memerintah Turki sejak tahun 2003. Pemerintahannya kerap diguncang aksi protes karena dinilai menggerus nilai-nilai sekuler Turki dan ingin menerapkan hukum Syariat Islam. Pemerintah Erdogan juga diprotes karena dianggap mengekang kebebasan dan kritik, salah satunya dengan memblokir sosial media. (Sumber: CNN)

Editor: Udin