Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perekrutan ISIS di Asia Tenggara Meningkat
Oleh : Redaksi
Sabtu | 16-07-2016 | 09:50 WIB
bomisis.jpg Honda-Batam

Bar Movida yang menghadapi serangan granat di Puchong, pinggiran Kuala Lumpur, Maret 2016. (Foto: Reuters)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Serangan-serangan tidak efektif dari pengikut kelompok Negara Islam (ISIS) di Asia Tenggara telah menunjukkan mereka terpecah-pecah dan kekurangan keahlian yang telah menghasilkan korban-korban tewas mengenaskan di seluruh dunia.

 

Namun para ahli terorisme mengatakan ancaman dari para militan, menyebar di seluruh Indonesia, Malaysia dan Filipina selatan, tidak bisa diremehkan dan mereka dapat bertransformasi menjadi kekuatan yang lebih berbahaya berkat pelatihan dan kepemimpinan.

Ada banyak tanda bahwa orang-orang radikal di wilayah ini telah disemangati oleh seruan dari pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi untuk melakukan serangan dan ambisi kelompok itu untuk menciptakan provinsi-provinsi Asia Tenggara dari kekhalifahan ISIS bahkan di saat mereka kehilangan wilayah di Suriah dan Irak.

Ledakan granat di sebuah bar di luar Kuala Lumpur bulan Juni disebut polisi sebagai serangan ISIS pertama di negara itu, di mana lebih dari 150 orang ditahan karena keterlibatan dengan kelompok militan itu sejak 2014. Serangan itu melukai delapan orang namun tidak menyebabkan kematian. Penahanan orang-orang sesudahnya yang terkait dengan serangan itu termasuk dua polisi.

Sebuah pemboman bunuh diri terhadap polisi minggu lalu di Solo, Jawa Tengah, hanya membunuh si pelaku, yang menurut polisi merupakan kawan Bahrun Naim, satu dari ratusan warga negara Indonesia yang bersama ISIS di Suriah dan yang telah terkait dengan plot-plot lain di Indonesia.

Kedua serangan terjadi selama Ramadan namun tidak menarik banyak perhatian di saat gelombang kekerasan militan terjadi di beberapa negara, termasuk di AS, Turki dan Bangladesh, yang menewaskan sekitar 350 orang.

"Ancaman ISIS telah meningkat di seluruh wilayah tapi dari basis yang relatif rendah," ujar Sidney Jones, direktur Lembaga Analisis Kebijakan Konflik.

"Kami melihat lebih banyak hubungan. Kemungkinan komunikasi antar perbatasan negara lebih tinggi. Kita harus terbuka dengan kemungkinan bahwa baik metode maupun profesionalisme serangan dapat meningkat."

Sejauh ini, keberhasilan ISIS di Asia Tenggara adalah kekuatan propagandanya yang licin dan keterampilan di dunia maya untuk merekrut terutama para pengikut muda jauh lebih cepat dibandingkan kontak fisik yang diandalkan kelompok-kelompok militan yang lebih tua.

Expand