Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sakit Hati, Pria Ini Tembak Mati 5 Polisi
Oleh : Redaksi
Sabtu | 09-07-2016 | 09:50 WIB
penembakjitu.jpg Honda-Batam

Micah Xavier Johnson. (Foto:Nydaily/ist)

BATAMTODAY.COM, Dallas - Penembak jitu di Dallas melakukan serangan terkoordinasi terhadap para polisi selama demonstrasi menentang kekerasan oleh polisi Kamis malam. Lima polisi tewas dan paling sedikit enam orang lainnya cedera dalam serangan di pusat kota itu.

 

Pihak berwenang mengatakan mereka hanya merilis informasi terbatas tentang tiga tersangka dalam tahanan sementara penyelidikan kriminal terus dilakukan, tetapi sejauh ini tidak ada bukti bahwa serangan itu terkait dengan kelompok teror internasional.

Informasi yang diperoleh VOA sejauh ini:

Walikota Dallas Mike Rawlings mengatakan 12 polisi dan dua warga sipil ditembak selama demonstrasi itu. Lima polisi tewas. Kepala Kepolisian Dallas mengatakan sebagian besar polisi yang cedera telah pulang.

Police yakin hingga empat tersangka mengkoordinasikan serangan mereka dengan menggunakan senapan dan beberapa dilaporkan mengenakan pelindung tubuh. Tiga tersangka telah ditahan. Walikota Dallas mengatakan salah satu tersangka adalah perempuan berkulit hitam. Pihak berwenang mengatakan mereka merilis informasi hanya terbatas tentang tersangka karena penyelidikan kriminal sedang berlangsung.

Tersangka keempat yang berhadapan dengan polisi selama beberapa jam di sebuah gedung parkir pusat kota itu tewas ketika pihak berwenang menggunakan robot untuk memicu bahan peledak di dekatnya. Kepala polisi mengatakan para petugas berusaha bernegosiasi dengan tersangka itu selama beberapa jam. Dia mengatakan pihak berwenang memutuskan untuk menggunakan robot membunuh tersangka setelah tembak-menembak.

Kepala polisi mengatakan bahwa sebelum tersangka tewas, ia berbicara panjang lebar dengan seorang perunding sandera dan mengaku dia marah atas penembakan polisi yang menewaskan orang kulit hitam. Tersangka mengatakan dia marah pada orang kulit putih dan ingin membunuh orang kulit putih, terutama polisi kulit putih. Namun, tersangka itu mengaku dia bukan bagian dari kelompok besar yang terlibat dalam serangan tersebut. Tersangka mengatakan polisi akhirnya akan menemukan alat peledak rakitan, namun setelah menyapu daerah itu, tidak ada bahan peledak ditemukan. Menurut kepala polisi itu, tersangka marah tapi jelas dalam diskusi dengan petugas sebelum dia dibunuh.

Presiden Obama mengutuk pembunuhan itu "serangan ganas dengan perhitungan dan keji terhadap penegak hukum." Berbicara di Warsawa di mana ia menghadiri pertemuan puncak NATO, Obama mengatakan pekerjaan polisi sangat sulit dan penembakan ini menjadi pengingat akan bahaya yang dihadapi polisi. Dia juga kembali menyerukan pengawasan senjata yang lebih ketat. "Ketika orang-orang menggunakan senjata berat, sayangnya serangan seperti ini memakan korban lebih banyak dan lebih tragis."

Serangan di Dallas menyusul pembunuhan dua pria kulit hitam oleh polisi di Baton Rouge, negara bagian Louisiana, dan di luar Minneapolis, negara bagian Minnesota. Rekaman video pembunuhan itu telah tersebar luas di media sosial, memicu protes di seluruh Amerika, termasuk demonstrasi oleh sekitar 1.000 orang hari Kamis di Dallas. Pembunuhan itu sekarang dalam penyelidikan resmi.

Sumber: VOA Indonesia

Editor: Dardani