Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Film Rudy Habibie Bocor Lewat Ponsel Pintar
Oleh : Redaksi
Selasa | 05-07-2016 | 10:50 WIB
Rudi-habiebie.jpg Honda-Batam

Poster film Rudy Habibie. (Sumber foto: Antara)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Rudy Habibie termasuk film yang ditunggu-tunggu. Film sebelumnya, Habibie & Ainun yang rilis 2012 menembus empat juta penonton. Rudy Habibie kini masih dibintangi Reza Rahadian. Namun, film yang tayang 30 Juni itu merupakan prekuel.

Kesuksesan film sebelumnya membuat publik penasaran soal cerita Habibie saat bersekolah di Jerman, yang lebih banyak diekspos dalam Rudy Habibie. Namun belum juga film itu diturunkan, penonton sudah bisa menonton secara daring.

Bukan sekadar trailer, penonton yang tidak mau membelanjakan uangnya untuk tiket bioskop bahkan bisa menyimak Rudy Habibie secara penuh. Dua jam lebih 20 menit, seperti durasi filmnya.

Pendiri MD Entertainment sekaligus produser Rudy Habibie, Manoj Punjabi mengaku kesal dengan fakta itu. Ia pun meminta bioskop bisa secara ketat mengawasi penonton. Merekam film selama pemutaran menggunakan ponsel pintar seharusnya benar-benar dilarang dan bisa diawasi.

"Saya minta bioskop ketat karena penonton yang melakukan itu bisa saja tidak tahu kalau mereka telah melakukan pelanggaran hak cipta," ujar Manoj, seperti dilaporkan kantor berita Antara.

Menurutnya, CCTV bioskop seharusnya cukup untuk mengawasi gerakan mencurigakan dari penonton. "Saya harap pihak bioskop jika melihat hal tersebut langsung mengambil tindakan untuk menegur orang tersebut," ujar Manoj melanjutkan.

Hanung Bramantyo, sutradara Rudy Habibie pun ikut berkomentar. Ia sendiri tahu bahwa filmnya diretas dan diunggah ke media sosial, dari Twitter. "Ada orang yang memberitahukan saya tentang itu, saya langsung bicarakan di grup yang berisi orang-orang yang terlibat di Rudy Habibie," ujarnya.

Orang yang merekam film di bioskop dan mengunggahnya kembali, menurut Hanung, mungkin saja tidak tahu bahwa yang dilakukan itu kesalahan. "Kebanyakan yang melakukan hal tersebut adalah remaja," ujar Hanung menuturkan.

Mungkin juga sejatinya mereka tidak bermaksud mencari keuntungan dari kegiatan merekam film itu. Mereka hanya ingin menyampaikan dan mengekspresikan apa yang dilihat. Jika yang direkam bagian pembukaan film dan suasana orang para penonton, kata Hanung, tidak masalah.

Itu menjadi salah ketika, lanjut Hanung, jika mereka merekam adegan yang dianggap spoiler dan membubuhi cerita di kolom judul sosial media. Apalagi jika mengunggahnya secara penuh. (Sumber: Antara)

‎Editor: Udin