BATAMTODAY.COM, Marseille - Ada pemandangan tidak menyenangkan di Lille pada Selasa (14/6/2016) sore waktu setempat. Sekelompok suporter Inggris melakukan provokasi dengan menaruh bendera Rusia di bokong mereka. Alhasil wartawan Rusia yang tengah mendokumentasikan aksi para suporter itu marah dan berupaya merebut bendera kebangsaannya.

Panasnya atmosfer antar suporter di Piala Eropa 2016 kian memuncak, terutama antara suporter Inggris dan Rusia. Setelah pecah insiden di Stade Velodrome, Marseille ketika kedua tim itu bertemu, atmosfer panas antar suporternya masih berlangsung.

Tampaknya ancaman UEFA untuk mendiskualifikasi kedua tim jika para suporternya melakukan kerusuhan lagi tak begitu didengar oleh para hooligans. Kini ketika suporter Inggris berada di Lille jelang laga kontra Wales di Lens, Kamis (16/6), para suporter itu kembali berulah.

Kali ini bendera Rusia jadi korbannya. Para suporter memperolok Rusia dengan membokongi bendera Rusia itu dan bahkan sempat meludahinya. Aksi itu sontak langsung membuat panas wartawan Rusia yang tengah berada di sekitar mereka.

Dua orang wartawan Rusia itu pun langsung berupaya mengambil bendera kebangsaan mereka itu dari tangan suporter Inggris. Sayangnya itu justru menjadi bahan olok-olok suporter.

Seorang wartawan Rusia yang merekam kejadian itu dengan ponselnya juga menjadi sasaran. Ponsel milik Vlad, seorang wartawan asal Rusia, diambil oleh suporter Inggris, dibanting, dan ditendang hingga rusak.

Seorang wartawan lain mengadukan perbuatan suporter Inggris itu kepada pihak kepolisian dan seorang suporter Inggris dengan jersey "Wayne Rooney" sempat akan ditangkap. Namun, pada akhirnya suporter itu dibebaskan.

Kericuhan berlanjut. Wartawan Rusia yang tadi akan mengambil bendera kebangsaannya dari suporter Rusia kini terlibat adu mulut dengan suporter Inggris yang lebih tua dari yang dihadapinya sebelumnya. Alexander Matveev, wartawan Rusia itu, tetap tidak terima dengan perlakuan suporter Inggris terhadap bendera kebangsaannya.

Namun, Thom, suporter yang menghadapinya ini justru menilai Alexander Matveev tidak punya otak. Wartawan Inggris yang berada di sana pun menilai semua ini justru karena Rusia yang memulai kerusuhan pada 11 Juni di Marseille. (Sumber: Sportsatu)

Editor: Dardani