Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gempa 6,6 SR Guncang Barat Laut Ternate
Oleh : Redaksi
Rabu | 08-06-2016 | 11:11 WIB

BATAMTODAY.COM - Gempa bumi dengan kekuatan 6,6 SR di laut dengan kedalaman hiposenter 58 km pada jarak 126 km barat laut Kota Ternate atau 131 km timur Kota Bitung pada Rabu (8/6/2016) pulul 02.15 WIB.

BMKG telah melaporkan kejadian gempa kepada Posko BNPB dan masyarakat. Tidak ada potensi tsunami. Meskipun gempa tektonik cukup besar dan berada pada kedalaman dangkal namun tidak mempunyai energi yang cukup untuk membangkitkan tsunami.

"Sumber gempa berasal dari pertemuan lempeng Filipina dari arah timur dan lempeng Eurasia dari arah barat sehingga terjadi penyesaran naik. Di daerah laut ini sering terjadi gempa karena pergerakan kedua lempeng aktif," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.

Masyarakat di sekitar pusat gempa merasakan guncangan yang cukup keras seperti di Kota Ternate, Kota Bitung, Kota Manado, dan Halmahera Barat selama kurang lebih 5-10 detik. Masyarakat merespon panik dan berhamburan keluar rumah.

Sebagian masyarakat yang sahur langsung ke luar rumah. Sementara itu masyarakat di Tondano dan Tomohon Sulawesi Utara merasakan guncangan sedang. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa. BPBD masih melakukan pemantauan dampak gempa.

Diperkirakan dampak gempa tidak akan merusak secara luas. Berdasarkan hasil analisis peta guncangan (shakemap), dampak gempabumi ini menimbulkan guncagan pada skala intensitas di Ternate III – IV MMI (II SIG BMKG), di Halmahera Barat III – IV MMI (II SIG BMKG), di Kota Bitung III-IV MMI (II SIG BMKG), Kota Manado III - IV MMI ( II SIG BMKG), Tondano II-III MMI (II SIG BMKG), dan Tomohon Sulawesi Utara II MMI (I SIG BMKG). Artinya hanya tingkat sedang. Umumnya gempa dengan kekuatan lebih dari VI MMI yang menyebabkan kerusakan bangunan.

Camat Batang Dua Kota Ternate Prov Maluku Utara melaporkan  bahwa di Kelurahan Mayau terdapat 3 rumah rusak berat, di Kelurahan Kelewi 1 rumah rusak berat dan 14 rumah rusak ringan, 1 bangunan gereja di Tifure rusak ringan.

BMKG melaporkan hingga pukul 06.00 Wib telah terjadi dua kali gempa susulan (aftershocks) sebanyak 2 kali dengan kekuatan M=4,3. Masyarakat tetap waspada dan sebagian berada di luar rumah. Kondisi masyarakat tetap normal dan diimbau untuk tenang.

"Gempa yang selalu berulang wilayah kita hendaknya menjadi pengungkit untuk selalu menyiapkan diri mengantisipasi gempa. Korban gempa bukan karena gempa tetapi karena bangunannya. Secara umum bangunan-bangunan rumah dan fasum belum dibangun dengam konstruksi tahan gempa," kata Sutopo.

Pedoman rumah tahan gempa dan peta rawan gempa belum banyak dijadikan acuan dalam pembangunan perumahan. Tukang-tukang bangunan juga banyak yang belum paham tentang konstruksi rumah taham gempa sehingga saat membangun juga belum memasukkan kaidah-kaidah rumah tahan gempa.

"Ini adalah tantangan kita bersama bagaimana mengimplementasikan pengetahuan gempa menjadi sikap dan perilaku." pungkasnya.

Editor: Dodo