Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jelang Ramadhan

Harga Cabai dan Jengkol Saja Naik di Tanjungpinang, Apalagi Kebutuhan Pokok
Oleh : Habibie Kasim
Minggu | 05-06-2016 | 13:40 WIB
cabai.jpg Honda-Batam

Suasana di salah satu pasar tradisional di Tanjungpinang. (Foto: BATAMTODAY.COM/Habibie Kasim)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Berkunjung ke pasar-pasar tradisional di Tanjungpinang pada Minggu (5/6/2016) pagi ini mencengangkan. Bayangkan, harga cabai dan jengkol saja merangkak naik menjelang Ramadhan. Apalagi harga kebutuhan pokok lainnya dan daging.

Kendati begitu, warga tetap membeli untuk kebutuhan selama Ramadhan. Meski mempersoalkan kenaikan harga tersebut, warga tetap membelinya karena mereka akan berpikir makan enak selama sahur dan berbuka.

Berikut laporan wartawan BATAMTODAY.COM Habibie Kasim yang melakukan pemantuan terhadap sejumlah pasar tradisional di Tanjungpinang, Minggu (5/6/2016).

Pagi itu, warga terlihat berjumlah mendatangi pasar ikan dan sayur di kawasan Pelantar KUD dan Pasar Baru

Tanjungpinang. Hal serupa juga terlihat di pasar Bintan Centre dan beberapa super market yang ada di Tanjungpinang. Namun alangkah kagetnya ibu-ibu rumah tangga ketika menanyai harga cabe dan jengkol, sungguh luar biasa dari biasanya.

Dari hasil survei harga yang BATAMTODAY.COM lakukan, harga cabe rawit dijual dengan harga Rp. 32 ribu per kg-nya. Namun, harga ini tidak merata, karena malah ada pedagang yang menjual dengan harga Rp 35-40 ribu itu terdapat di pasa‎r sayur Pasar Baru dan Pasar Bintan Centre Tanjungpinang.

Sementara itu, cabe merah pun naik dari Rp 32 ribu pada minggu lalu menjadi Rp 46 ribu di H-1 Ramadhan ini. Warga yang antusias ingin masak makanan enak buat sayur tampak lesu mendengar harga cabe yang meroket.

‎"Harga cabai hijau sudah Rp 36 ribu mas, sudah pada naik sekarang harga cabe," ujar pedagang yang mengaku bernama Maria, saat ditemui di pasar Bintan Centre.

Pedagang mengaku, cabe saat ini langka, makanya harga yang ditawarkan ke konsumen sangat tinggi. Mereka pun merogoh kocek untuk membeli cabe ke pemasok sangatlah dalam, makanya mau tidak mau menjual dengan harga tinggi.

"Ambil untung nggak banyak, soalnya harga sudah tinggi dari agen, barang ini mudah busuk, takut tak laku jadi ambil sedikit saja untungnya, yang penting mutar," ujar Maria.

Warga sendiri mengaku kaget dengan harga cabe yang naik begitu pesat. Bahkan jengkol pun membuat ibu-ibu rumah tangga mengelus dada. Betapa tidak, harga jengkol ukuran kecil saja Rp 700 per bijinya dan dijual Rp 7 ribu per‎ 10 biji. Untuk ukuran besar Rp 2 ribu per bijinya, bahkan ada juga yang jual Rp 2.500 per bijinya.

"Haduh nggak taulah selama puasa ini gimana harga sembako, sebelum puasa saja sudah naik. Sayur aja mau Rp. 12 ribu perkilonya, belum lagi gula sampai Rp. 16 ribu, pusing kita. Karena kita yang ngurus dapur, kita harus ngatur uang, tapi harganya begini, kita bukan orang kaya," ujar bu Puji, warga Km 11 yang belanja di pasar Bintan Centre.

Senada dikatakan Roslina, warga Km 10 yang juga berbelanja disana, harga ikan semakin tinggi. Meskipun naik kisaran Rp 5 ribu per jenis ikan/kg, tapi tetap saja terasa berat untuknya.

"Ya saya bisalah beli, cuma kalau naik terus begini gimana orang-orang tidak mampu, saya pun lama-lama nggak mampu beli juga," ujar Roslina.

Roslina mengatakan, warga sangat mengharapkan ada jalan keluar, karena perekonomian di Tanjungpinang sedang lesu. Pekerja di Tanjunpinang masih banyak yang digaji di UMK, dengan kenaikan ini bisa jadi menambah penduduk miskin.

Editor: Surya