Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peluncuran Buku Wartawan Senior Mulawarman

Konflik Golkar Selesai Bersamaan Munaslub Bali 2016
Oleh : Irawan
Selasa | 24-05-2016 | 13:47 WIB
buku-konflik-golkar-700x400.jpg Honda-Batam

Buku Konflik Golkar, Siapa yang Bermain? Karya wartawan senior Mulawarman (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta-Konflik Golkar, Siapa yang Bermain? Ini sebuah judul buku dari wartawan senior Mulawarman yang jurnalis sejak 1984 lalu. Buku ini itu menemukan momennya seiring pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar 17 Mei 2016 di Bali, yang telah memilih Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Aburizal Bakrie, karena tidak dikehendaki Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla (JK)

 

Penulis melihat ada yang "bermain" dalam carut marutnya eks partai penguasa mitra Orde Baru, Presiden (ke-2) Soeharto (1966-1998), itu. Pasalnya, kekuatan Golongan Karya yang menjadi partai politik pasca-reformasi itu menjadi momok menakutkan partai-partai politik yang ada, baik sejawatnya hasil fusi PPP dan PDIP, maupun parpol baru.

Betapa hegemoni Golkar telah berurat-akar, yang merasuki sistem pemerintahan. Setiap kader memiliki komitmen kuat untuk organisasi, yang menguasai simpul-simpul kekuasaan yang berujung pada kekuatan uang.

Indikasi seperti itulah yang menyebabkan penulis Mulawarman menengarai keberadaan Golkar menjadi batu sandungan penguasa. Dengan kata lain, pemerintah tidak menginginkan adanya kekuatan lain yang menyaingi kekuasaannya. Apalagi Golkar bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP), seteru partai penguasa yaitu Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Indikator Intervensi
Salah satu indikator itu adalah "intervensi" pemerintah masuk internal Golkar. Diawali larangan Munas ke-9 Bali pada 30 November – 3 Desember 2014 versi Aburizal Bakrie (Ical) oleh Menko Polhukam, Tedjo Edhi Purdijatno, melalui Kapolri. Menyusul perpecahan kubu Ical dan Agung Laksono (versi Ancol, Jakarta), yang diperantarai Menkumham Yasonna H Laoly.

Kemelut itu pun "selesai" bersamaan penyelenggaraan Munaslub 17-Mei-2016 di Bali. Kendati menabrak rambu-rambu hukum yang berlaku. Seperti Surat Keputusan (SK) Menkumham Yasonna H Laoly, yang memperpanjang legalitas kepengurusan Bali (Munas Riau) yaitu Ical-Idrus Marham untuk menyelenggarakan Munaslub tetapi menabrak Mahkamah Agung (MA) yang mengesahkan kubu Agung Laksono.

Kendati begitu, buku dengan 120 halaman tanpa gambar atau foto itu tidak memprediksi bagaimana Partai Golkar itu ke depan? Apalagi eksistensi partai berwarna kuning itu dikaitkan dengan pembangunan sistem politik nasional, seberapa besar kontribusinya. Namun demikian salut bagi penulis yang membukukan konflik Golkar. Selamat!

Editor: Surya