Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gara-Gara Duit Satu Juta, Sandy Habisi Nyawa Dodi & Risnandar
Oleh : hendra zaimi/ ali/ sn
Selasa | 23-08-2011 | 17:44 WIB
sandi tembak.JPG Honda-Batam

Sandy (tengah), dengan lutut bekas ditembak. Selasa 23 Agustus 2011. batamtoday/ ali

BATAM, batamtoday - Gara-gara duit Rp 1 juta, Sandy Triadi Manurung tega menghabisi nyawa Dodi (31), Bos Even Organizer (EO) PT IMS dan stafnya Risnandar. Perbuatan keji itu dilakukan pelaku karena kesal selalu dibohongi korban mengenai persoalan gaji.

"Saya kesal, dia bohong terus masalah gaji, dia janji akan membayar gaji sebesar Rp 1,5 juta tetapi yang dibayarkan hanya Rp500 ribu," ujar Sandy kepada wartawan di Polresta Barelang, Selasa 23 Agustus 2011.

Sandy menjelaskan, dia sudah sekitar 1,5 bulan bekerja sebagai karyawan sekaligus sopir pribadi Dodi. Merasa kesal karena haknya tidak diberikan, timbul niat jahat pelaku untuk menghabisi nyawa korban.

Menurut keterangan pelaku, tidak ada niat hendak membunuh korban, namun tiba-tiba muncul niat untuk menghabisi korban saat masuk kerja. Rumah yang dijadikan Dodi sebagai kantor itu menjadi tempat pembantaian sadis pada hari Kamis 11 Agustus 2011, sekitar pukul 08.30 WIB.

"Saya datang untuk bekerja pagi itu, tidak ada niat membunuh awalnya," kata Sandy.

Saat datang ke rumah Dodi, pelaku langsung menanyakan kapan sisa gajinya akan dibayar oleh Dodi sebab dirinya sangat butuh uang untuk membayar tagihan sepeda motor miliknya. Tetapi sekali lagi pelaku hanya mendengarkan jawaban dari korban yang akan membayar gajinya nanti.

Merasa kesal akibat terus dibohongi, akhirnya timbul niat untuk menghabisi nyawa korban saat itu juga. Lantas pelaku menyusun strategi untuk menghabisi korban, dan muncul ide menghabisi nyawa Risnandar lebih dahulu sebab korban merupakan orang dekat Dodi, dan pelaku selalu iri dengan Risnandar.

"Tidak ada niat sebenarnya untuk menghabisi Risnandar, tetapi karena dia dekat dengan Dodi maka muncul niat untuk bunuh mereka berdua," tambah Sandy.

Pagi itu Dodi ingin pergi ke pasar. Agar Risnandar tidak ikut, pelaku Sandy menyusun strategi dengan berpura-pura mengantarkan Dodi ke pasar. Usai mengantar ke pasar, Sandy balik ke rumah Dodi dan langsung menghabisi nyawa Risnandar dengan menggunakan pisau yang diambil dari dapur.

"Dia (Risnandar --red) saya tusuk tiga kali pada bagian leher, dan dia sempat minta tolong kepada saya. Perkataan itulah yang selalu terbayang hingga saat ini," kata Sandy sambil menangis menyesali apa yang telah di perbuatnya.

Setelah menghabisi nyawa Risnandar, Sandy menjemput Dodi ke pasar dan ketika sampai di rumah Dodi menjadi korban kedua Sandy pada pagi itu. Sebelum dibunuh, Dodi sempat curiga melihat banyak darah di rumahnya, tetapi belum sempat bertanya korban dihabisi dengan luka tusukan dan gorokan pada bagian leher seperti yang dialami Risnandar.

Usai membunuh pelaku, Sandy coba menenangkan diri sebentar di rumah, hingga akhirnya timbul niat mengecor kedua mayat dengan semen. Pelaku keluar rumah sekitar pukul 12.00 siang untuk membeli semen, bata dan pasir di toko material yang tidak jauh dari kediaman korban.

"Tidak tahu, timbul niat ingin mengecor korban untuk menghilangkan jejak biar tidak bau," lanjutnya.

Berdasarkan rekaman CCTV di toko bangunan inilah, pihak kepolisian berhasil mengungkap kasus pembunuhan itu. Dalam rekaman tampak wajah pelaku memasuki toko dan membeli semen, batu bata dan pasir yang kemudian menjadi barang bukti yang ditemukan di rumah korban.