Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Puluhan Juta Anak di Cina Ditinggal Orang Tua Mereka
Oleh : Redaksi
Kamis | 14-04-2016 | 09:50 WIB
china by bbc.jpg Honda-Batam
China Daily melaporkan terjadi sejumlah kasus anak-anak yang ditinggal orang tua, akhirnya bunuh diri. (Foto: BBC)

BATAMTODAY.COM, Shanghai - Lebih 60 juta anak-anak dibesarkan di pedesaan sementara orang tua mereka tinggal dan bekerja di tempat lain.

Langkah ini sama dengan revolusi industri dengan menggunakan steroid, karena Cina melakukannya hanya dalam beberapa dekade sementara negara-negara lain perlu waktu seabad.

Inggris memiliki penduduk sebanyak 10 juta orang saat revolusi industri, Cina saat ini berpenduduk lebih 100 kalinya.

Dalam lima tahun sampai 2013, industri konstruksi Cina menggunakan begitu banyak semen, sama seperti saat bank-bank meminjamkan dana ketika Amerika Serikat melakukannya sepanjang Abad ke-20.

Jadi tidak mengejutkan jika terjadi perpindahan masyarakat seiring dengan kebangkitan ekonomi, dalam skala yang tidak bisa dibayangkan Charles Dickens.

Dan tidak ada hal lain yang bisa menggarisbawahinya biaya kemanusiaannya selain anak-anak Cina yang ditinggalkan orang tua mereka.

Cerita seorang warga bernama Tang Yuwen hanyalah salah satu contohnya. Orang tuanya bekerja di pabrik tekstil di kota Chengdu, meninggalkan desa mereka atas dorongan yang sama dengan yang dilakukan warga Inggris ke kota Manchester seabad lalu.

Perkiraannya adalah lebih 60 juta anak-anak dibesarkan di pedesaan Cina sementara orang tua mereka tinggal dan bekerja di tempat lain. Mereka bekerja di ban berjalan pabrik dan menjalankan mesin konstruksi di pusat keajaiban ekonomi Cina.

Ini sama dengan seperlima anak-anak di Cina, dan dalam beberapa tahun terakhir, media pemerintah sepertinya diberikan izin untuk membicarakannya.

Pada bulan Juni, 2015, empat bersaudara - yang termuda berumur lima tahun - ditinggal orang tuanya untuk bekerja. Anak-anak ini kemudian bunuh diri dengan meminum pestisida. China Daily melaporkan terjadi sejumlah kasus sejenis di bagian lain Cina.(Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani