Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemuda Indonesia dirikan Kantor Berita Suara Palestina di Gaza
Oleh : Redaksi
Selasa | 05-04-2016 | 08:50 WIB
suara_palestina by suarapalestina.jpg Honda-Batam
Abdillah Onim telah tinggal di Gaza selama tujuh tahun. (Foto: Suara Palestina)

BATAMTODAY.COM, Gaza - Seorang pemuda asal Indonesia mendirikan kantor berita Suara Palestina di Gaza dengan menggalang anak-anak muda dari kawasan itu.

Abdillah Onim yang telah tinggal di Jalur Gaza selama tujuh tahun mengatakan kantor berita yang disajikan dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia itu dibentuk karena termotivasi adanya ketidakadilan yang terjadi di Palestina.

"Pemuda-pemuda Palestina yang dilibatkan dalam kantor berita ini adalah mereka yang memiliki pengalaman dalam dunia siaran, yang sebelumya menganggur karena memang tidak ada lapangan pekerjaan di Gaza," kata Onim.

Kantor berita Suara Palestina mengudara dengan dukungan anak-anak muda setempat. Berita-berita yang diangkat kantor berita ini tidak melulu berkisar pada kekerasan yang terjadi namun juga berita kegiatan masyarakat seperti panen kurma, aktivitas petani, dan nelayan.

Marthin Suhada: Berapakah modal anda untuk mendirikan kantor di Gaza?

Onim: Untuk kantor berita sebenarnya bukan bicara modal tapi komitmen untuk membantu orang yang tertindas. Perlu waktu satu tahun untuk persiapan kantor berita dan merekrut reporter. Awalnya sulit karena saya berada di negara orang dan dengan modal pribadi, habis sekitar US$10.000 atau Rp131 juta untuk alat seperti kamera dan sewa studio.

Yanson Tampang: Yang penting jangan dipolitisir ke ranah agama.

Onim: Intinya berita kami laporkan apa adanya dan kami tidak berafiliasi dengan suatu kelompok.

Aini Sagita: Bagaimana kondisi ibu-ibu hamil dan baru melahirkan?

Onim: Tingkat kelahiran di Gaza sangat tinggi... dalam satu keluarga terdapat lima sampai 20 orang anak. Pada waktu yang bersamaan juga pelayanan kesehaan di Gaza sangat buruk, hal ini berkaitan dengan krisis kesehatan dan krisis obat-obatan.

Rahma Ayu Nadya Safira: Apakah ada terror dari orang-orang yang tidak menyukai kantor berita yang Anda dirikan?

Onim: Saat agresi israel tahun 2014, kediaman saya diroket dari pejawat jet F16, saya dan anak istri ada di dalam rumah, alhamdulillah kami selamat. Kantor berita saat ini baru dibuka semoga tidak ada teror. (Sumber: BBC Indonesia)

Editor: Dardani