Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

LIPI Nilai Fahri Dipecat karena Tak Dukung Sohibul Iman dan Penguasa
Oleh : Irawan
Senin | 04-04-2016 | 20:15 WIB
Siti_Zuhro.jpg Honda-Batam
Peneliti Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro

BATAMTODAY.COM, Jakara - Peneliti utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro melihat kalau alasan dicopotnya Fahri Hamzah sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di semua tingkatan oleh DPP, karena yang bersangkutan bukan pendukung rezim (Sohibul Iman) penguasa PKS saat ini.


"Dalam logika kekuasaan saat ini, maka logika komptensi, logika integritas dan logika kualitas dari seorang kader tidak pernah jadi pertimbangan. Ketika saya naik, kamu tidak mendukung saya maka tidak akan diakomodir," ujar Siti dihubungi wartawan, Senin (4/4/2016).

Langkah ini, menurut Siti, bisa berdampak positif buat PKS dan bisa juga menjadi blunder buat partai itu sendiri. Positif jika langkah PKS ini bisa menempatkan kader PKS lainnya yang memiliki kualitas minimal sama dengan Fahri. Dan jika langkah ini direspon positif, bukan hanya buat kalangan internal PKS namun juga eksternal atau masyarakat utamanya para pemilih PKS.

"Namun langkah ini bisa menjadi blunder kalau ternyata kekuatan faksi Anis Matta, yang di dalamnya termasuk Fahri masih kuat dan jika orang yang menggantikan Fahri memiliki kualitas di bawah Fahri. Tentunya langkah ini akan menjadi masalah buat PKS karena PKS akan berhadapan tidak hanya oleh anggota faksi Anis Matta tapi juga oleh pihak eksternal," jelasnya.

Jika Fahri dan faksi Anis Matta memutuskan melawan keputusan DPP PKS, maka menurut Siti yang akan dilawan tentunya adalah kultur di PKS sendiri, dimana Dewan Syuro memiliki kekuatan yang absolut dan tidak bisa dilawan.Hal ini menurutnya tidak akan mudah mengingat kultur PKS hampir tidak ada yang pernah melakukannya.

"Tapi apa yang dilakukan oleh Dewan Syuro melalui Majelis Tahkim memecat Fahri Hamzah pun bukan kultur di PKS, karena selama ini tidak pernah terdengar ada faksi-faksi di PKS seperti yang terjadi saat ini. Bahkan di era Anis Matta, baik sebagai sekjen maupun presiden, mereka yang kini berkuasa tidak pernah disingkirkan meski berbeda faksi dan bahkan mendapatkan kursi kekuasaan," tegasnya.

Kebohongan Tak Perlu Terjadi
Melanjutkan pernyataannya, Siti Zuhro mengatakan bahwa sebenarnya kehebohan di PKS ini tidak perlu terjadi kalau masing-masing pihak bisa menjelaskan dan menerima fakta politik. 

DPP PKS tidak perlu bersusah payah mencari-cari kesalahan Fahri Hamzah karena ini mungkin akan sulit ditemukan mengingat citra Fahri yang selama ini meski bersuara keras namun bersih.

"DPP PKS seharusnya tidak perlu mencari-cari kesalahan Fahri karena jangankan orang yang tidak bersalah dituduh melakukan kesalahan, orang yang bersalah saja pasti akan melawan. Seharusnya kalau memang mau melengserkan Fahri cukup dengan rotasi biasa saja tanpa harus menuduh pihak lain bersalah," imbuhnya.

Fahri pun menurutnya harus menyadari bahwa dalam politik, kalau kita tidak termasuk dalam gerbong penguasa kita tersingkir. 

"Jadi tidak perlu melawan, ini konsekuensi dalam berpolitik. Kalau kita masuk gerbong kekuasaan maka kita akan menjadi penguasa, kalau tidak yah kita hanya jadi pengikut dan penonton saja," tandas Siti Zuhro

Editor: Surya